Demi Anak, Fandy Christian Beralih ke Rokok Elektrik
jpnn.com, JAKARTA - Aktor Fandy Christian merasa terbantu dengan kehadiran rokok elektrik atau vape. Ia mengatakan bahwa kebiasaan merokoknya telah berkurang sejak menggunakan vape.
Bintang film Aku, Kau dan KUA itu menceritakan, sebelum memakai vape, ia bisa menghabiskan satu bungkus dalam sehari. Namun, ketika sang anak, James Nathaniel Christian Halomoan, lahir. ia langsung bertekad mengurangi bahkan berhenti merokok.
Suami Dahlia Poland ini menyiasati efek negatif dari asap rokok dengan beralih ke rokok elektrik. "Sebenarnya karena ada bayi, jadi pengen lebih steril di ruangan. Kalau rokok kan baunya menyengat ya, lebih nempel di mana-mana," cerita Fandy Christian, kepada awak media di Jakarta, baru-baru ini.
Pada Mei 2018, Fandy Christian sempat membuat heboh publik. Ketika itu dirinya kedapatan menghisap vape di dalam pesawat. Fandy diamankan oleh petugas bandara Lombok Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Kejadian tersebut membawa trauma tersendiri bagi Fandy. "Gara-gara itu sempat berhenti nge-vape. Baru sekarang-sekarang mulai lagi," kata dia.
Fandy sendiri tak mau ambil pusing soal efek penggunaan vape yang sempat terjadi simpang siur. Ia yakin, kesehatannya tetap terjaga selama bisa menerapkan pola hidup sehat. "Balik lagi, selama bisa menjaga lifestyle, aman-aman aja sih. Kalau (vape) merugikan banyak pihak, enggak mungkin jadi hal yang legal. Pasti dianggap ilegal," ujar Fandy.
Pengalaman Fandy Christian sejalan dengan hasil penelitian di Inggris yang membuktikan vape mampu mengurangi dan bahkan meninggalkan kebiasaan merokok. Temuan tersebut merupakan hasil riset panjang yang dilakukan Action on Smoking and Health (ASH), dirilis pada 24 September 2019. Data ASH mengungkapkan, sekitar 3,6 juta orang di Inggris merupakan pengguna vape dengan status mantan perokok pada 2019. Sementara itu, berdasarkan data kantor pusat statistik nasional, terdapat sekitar 7,2 juta perokok di Negara tersebut pada tahun 2018.
Dari total pengguna vape, sebanyak 54,1 persen di antaranya adalah mantan perokok. ”Survei ASH Smokefree GB (Great Britain) adalah survei penggunaan e-cig (vape) terpanjang yang berjalan. Memberikan bukti paling mutakhir yang tersedia tentang bagaimana vaping berkembang di Inggris,” ungkap Ann McNeill, Profesor Kecanduan Tembakau di King's College London, dalam siaran pers yang dipublikasikan melalui situs resmi ASH.(mg7/jpnn)