Demi Gelorakan Pancasila dan Indonesia, Zuhairi Gandeng Lembaga Top di Tunisia
jpnn.com, TUNIS - Duta Besar Tunisia untuk RI Zuhairi Misrawi menggandeng lembaga kajian ternama Tunisia, Baitul Hikmah untuk meneliti tentang Islam Indonesia dan Pancasila.
Kerja sama itu diambil setelah pria yang akrab Gus Mis berdialog dengan Ketua Baitul Hikmah Mahmud Ramadhan.
Pada kesempatan itu, Gus Mis didampingi Fungsi Politik dan Pensosbud KBRI Tunisia Faraiditto Suharyono, sedangkan Mahmud ditemani Monchef Abdul Jalil.
"Islam ala Indonesia dan Pancasila mulai menarik perhatian para pemikir di Tunisia. Mereka mengapresiasi ekspresi keislaman dan tegaknya Pancasila sebagai falsafah yang menjadikan Indonesia kokoh di tengah kebinekaan dan infiltrasi ideologi transnasional," kata Gus Mis dalam siaran pers, Selasa (12/4).
Politikus PDI Perjuangan itu menerangkan inisiatif tersebut muncul dari para pemikir Tunisia yang mulai mengkaji perkembangan Islam ala Indonesia yang mampu melahirkan keberagamaan yang toleran dan moderat, serta berpartisipasi dalam membumikan Pancasila.
"Saya sendiri dari awal mempunyai visi dan misi untuk mengenalkan Islam Indonesia dan Pancasila di Tunisia dan kawasan Timur-Tengah, tetapi rupanya para pemikir Tunisia mempunyai keinginan dan minat yang sama. Ini dapat disebut gayung bersambut, karena kami bisa berperan lebih pada tataran global," ujar dia.
Para pemikir Tunisia mulai tertarik dengan Indonesia setelah mengenal pemikiran para cendekiawan muslim di tanah air, seperti Nurcholish Madjid, Buya Hamka, Abdurrahman Wahid, dan lain-lain.
"KBRI Tunis sudah menerjemahkan karya Buya Hamka dan Nurcholish Madjid ke dalam bahasa Arab. Selanjutnya kami akan menerjemahkan buku Bung Karno, Buya Syafii Maarif, Gus Dur, dan lain-lain, sehingga pemikiran keislaman ala Indonesia mulai dikenal luas," ujar cendekiawan Nahdlatul Ulama itu.