Demi Ketahanan Pangan, Pemerintah dan Industri Harus Bekerjasama
Saat ini Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian juga telah membuat Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan/Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA).
Peta FSVA adalah peta yang menyajikan sebaran daerah berdasarkan kerawanan dan kerentanan pangan.
FSVA mempunyai peran strategis dalam penentuan target intervensi program. BKP memanfaatkan FSVA sebagai salah satu rujukan dalam menetapkan lokasi program seperti Program Aksi Desa Mandiri Pangan, Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan (KMP), Pengembangan Koorporasi Usahatani (PKU) dan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
FSVA juga digunakan untuk mengidentifikasi wilayah rentan rawan pangan oleh Bappenas, dalam memfokuskan program Scale Up Nutrition (Sun) Movement yang salah satunya fokus pada Gerakan 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs (Sustainable Development Goals).
Kementerian Desa juga menggunakan FSVA sebagai dasar dalam Penanganan Daerah Rawan Pangan - Penanganan Daerah Tertinggal (PDRT-PDT). Sedangkan Kementerian Pendidikan Nasional memakai FSVA dalam menentukan lokasi Program Gizi Anak Sekolah.
“Hal-hal semacam itu perlu dikembangkan, mulai awal sampai akhir, mulai hulu sampai hilir dalam rangka ketersediaan tapi juga memastikan hal-hal yang berhubungan keamanan dan mutu pangannya juga,” tegasnya.
“Ada beberapa hal secara industry bisa lakukan, pertama mampu membangun keterkaitan hulu-hilir dan harus difasilitasi dengan pemerintah, bagaimana dia mengembangkan proses industrinya tersebut terkait dengan bahan baku yang dikembangkan di Indonesia,” imbuhnya.(chi/jpnn)