Demo Pekerja ConocoPhillips Berakhir Ricuh di Palmatak
jpnn.com - ANAMBAS - Demostrasi puluhan pekerja perusahaan minyak dan gas ConocoPhillips yang memblokir Bandara Khusus Palmatak, Anambas berakhir ricuh, Kamis (7/5). Bentrok tersebut berlangsung cukup lama dan menyebabkan puluhan pengunjuk rasa terluka.
Bentrok ini terjadi sesaat setelah tiga pentolan aksi tersebut diciduk intel kepolisian. Mereka yang diamankan disebut-sebut ikut dianiaya. Massa pun berang. Mereka langsung menyerang polisi yang mengamankan aksi blokir bandara tersebut.
Tembakan peringatan dari polisi makin memicu tindakan anarkis warga. Massa menyerang polisi dengan batu dan kayu. Sedikitnya dua kompi anggota Brimob Polda Kepri dikirim dari Batam ke Anambas untuk mengamankan situasi.
Sayangnya hingga berita ini ditulis, pihak kepolisian tak ada yang bisa dikonfirmasi terkait bentrokan tersebut. Kapolda Kepri Brigjen Arman Depari maupun Kabid Humas AKBP Hartono berkali-kali ditelepon tidak menjawab. SMS yang dikirim juga tak dibalas.
Aksi unjuk rasa ratusan pekerja bersama tokoh masyarakat desa yang ada di Kecamatan Palmatak, Kabupaten Anambas, ini merupakan buntut dari tidak diperpanjangnya kontrak 17 pekerja lokal di ConocoPhillips, perusahaan eksplorasi migas di sana. Dalam aksinya, puluhan massa memblokir Bandara Khusus Palmatak. Mereka duduk dan tidur di run way bandara.
”Kalau boleh kami mau tidur di sini. Kalau tidak selesai, pesawat tidak boleh berangkat,” ujar seorang demonstran.
Selain meminta kontrak 17 pekerja lokal itu diperpanjang, demonstran juga mengajukan beberapa tuntutan. Di antaranya menolak tenaga kerja dari Jakarta untuk pekerjaan yang sifatnya bisa dikerjakan pekerja lokal.
Kades Ladan, Kecamatan Palmatak, Abdul Hayan, yang mewakili pekerja lokal Anambas menawarkan dua pilihan. Pekerja menginap di Bandara Palmatak, atau pimpinan perusahaan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang menginap di tempat pekerja.