Demokrat Mulai Diserang Partai Gurem
Dianggap Kacang Lupa KulitnyaSelasa, 21 Desember 2010 – 07:34 WIB
Roy juga mengigatkan bahwa tokoh Proklamator yang juga bekas Presiden RI pertama, Bung Karno pernah mengatakan NKRI itu untuk semua. Bukan hanya untuk kelopok mayoritas, yang kaya atau yang miskin saja. "Ini masalah mendasar," katanya lagi. Karena itu ia mensinyalir ada kecenderungan menguatkan diktator mayoritas bahwa hanya yang mayoritas saja yang boleh duduk di perwakilan rakyat. "Kan ini namanya kemaruk. Mereka mau menggunakan berbagai cara untuk mengamankan kepentingannya saja, bukan kepentingan yang lebih besar," kata bekas anggota DPR itu.
Menjawab pertanyaan bagaimana kalau partai besar meminta partai kecil menggabungkan fraksinya ke mereka? Menurut Roy, usulan seperti itu tidak akan menjawab masalah prinsipil tadi bahwa suara kelompok minoritas harus didengarkan. "Intinya PT itu bertentangan dengan nilai proklamasi, bahwa negara ini dibangun dengan semuanya. Politisi senayan itu harus mengerti prinsip itu. Lagipula siapa yang bisa menjamin parpol besar akan memperjuangkan suara kelompok atau parpol kecil," kata Roy, sambil mencontohkan kejadian HKBP di Bekasi, Walikotanya dari PDIP. "Adakah mereka (parpol besar,red) melindungi kepentingan mereka? Kan tidak," tanyanya.
Saat ditanya apa ada rencana protes kalau soal PT ini tetap dinaikkan, Roy mengatakan pihaknya masih akan menunggu lebih lanjut."Kita tunggu saja. Anggap saja kita masih memberi peringatan sekarang ini," katanya.