Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dengan Bersembunyi Syiah Dapat Bertahan

Jumat, 31 Agustus 2012 – 15:35 WIB
Dengan Bersembunyi Syiah Dapat Bertahan - JPNN.COM
Jalaluddin Rahmat. Foto: antaranews.com
Apakah dengan bersembunyi bisa menjadi kuat?

Justru dengan bersembunyi kita jadi kuat. Sepanjang sejarah, orang Syiah itu selama ini dieksekusi, dibunuhin, ditangkap, disiksa. Tapi setelah mereka ngumpet maka bertahanlah Syiah ini. Ada satu kelompok yang terus melawan namanya Khawarij, dia melawan terus tapi sekarang sudah nggak ada lagi di dunia. Kita ini enggak, dengan bersembunyi Syiah dapat bertahan dan menyebarkan ajaran ini pada keturunannya, bahkan bisa jadi lebih kuat.

Syiah di Indonesia tidak signifikan jumlahnya tapi penolakannya cukup besar. Menurut Anda kenapa?

Saya juga tidak mengerti, kita ini padahal kecil sekali. Saya pernah bertanya hal yang sama pada seorang kyai. Jawabannya, "Sekarang Syiah memang kecil tapi kalau dibiarkan jumlah mereka sampai 20 persen saja, kita (Sunni) akan dihabisi." Padahal di wilayah manapun yang jumlah Syiah nya lebih dari 20 persen, tidak pernah terjadi seperti itu. Jadi menurut saya alasannya ketakutan, dan ketakutan itu hanya ada di kepala mereka. Ada juga yang merasa jamaahnya direbut atau ketakutan akan direbut. Hal  seperti ini sangat penting buat kyai-kyai di daerah. Kehilangan 1 atau 2 orang saja bisa jadi masalah besar. Seperti yang terjadi di Jawa Timur, kebencian terhadap Syiah mulanya karena tokoh Syiah itu dari orang-orang NU. Otomatis jamaahnya juga dulunya jamaah NU.

Jadi konflik Sampang itu berlatar agama atau keluarga?

Konflik agama itu sudah ada sebelum konflik keluarga. Tadjul Muluk dan Rois itu mula-mula Syiah. Itu satu keluarga Syiah dan pada waktu mereka bergabung, itu diserang oleh Sunni. Lalu pada tahun 2007 ada pertengkaran antara Tadjul dengan Rois, itu urusan keluarga, pertengkaran keluarga. Kemudian Rois bergabung dengan orang-orang Sunni yang menyerangnya untuk menyerang adiknya (Tadjul). Jadi sebenarnya ini awalnya konflik agama, tapi dimanfaatkan oleh Rois untuk menyerang adiknya. Yang terjadi itu bukan konflik keluarga yang mengatasnamakan agama, tapi konflik agama yang menggunakan konflik keluarga.

TUMBUH di lingkungan keluarga Nahdiyyin, tak ada yang menyangka bahwa pakar komunikasi dari Universitas Padjajaran Bandung, Jalaluddin Rahmat akan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
  • Top Story

    Reformasi PSSI Belum Selesai

    Minggu, 15 Mei 2016 – 22:09 WIB
    Reformasi PSSI Belum Selesai - JPNN.com
  • Top Story

    Solusinya, Geser Pusat Pemerintahan

    Sabtu, 14 Mei 2016 – 19:34 WIB
    Solusinya, Geser Pusat Pemerintahan - JPNN.com
  • Top Story

    Setoran Rp 1 M Tetap Lanjut

    Kamis, 05 Mei 2016 – 18:05 WIB
    Setoran Rp 1 M Tetap Lanjut - JPNN.com
  • Top Story

    Reformasi Tata Kelola Kompetisi

    Kamis, 05 Mei 2016 – 02:25 WIB
    Reformasi Tata Kelola Kompetisi - JPNN.com
X Close