Dengkul dan Pinggul
Oleh: Dahlan Iskanjpnn.com - Dia pengusaha kaya. Punya pabrik kecap dan saus. Punya kebun durian. Vilanya di lereng Gunung Penanggungan besar dan indah.
Waktu saya ke vila itu lagi, bulan lalu, ada lift baru. Padahal vila itu hanya dua lantai. Dulu tidak ada lift itu.
Rupanya ia tidak tahan lagi: lutut kirinya kesakitan –untuk naik tangga. Problem lutut kanannya sudah hilang. Sejak dioperasi di Singapura beberapa tahun sebelumnya.
Pandemi membuat ia tidak bisa ke luar negeri. Kesakitan lutut yang satunya ia atasi dengan membangun lift. Masalahnya, lutut tidak hanya untuk naik tangga. Ia harus ke kebun. Ia harus ke pabrik.
Akhirnya ia putuskan: operasi ganti lutut di Surabaya saja. Berhasil. "Bahkan tidak sesakit waktu operasi di Singapura," katanya.
Saat saya kembali ke vilanya itu, saya tidak tahu kalau ia baru ganti lutut. Jalannya biasa saja. Hanya karena saya mempertanyakan mengapa membangun lift ia bercerita semuanya.
"Akhirnya lift ini dibangun untuk tidak dipakai," guraunya.
Dan karena operasinya di Surabaya maka harga lift itu menjadi jauh lebih mahal dari harga lutut barunya.