Densus 88, Burung Hantu yang Tak Pernah Tidur
Bebas Apel Rutin, Ponsel Tak Boleh MatiKamis, 23 Juli 2009 – 06:34 WIB
Struktur organisasi Densus 88 AT Polri memiliki empat pilar pendukung operasional setingkat subdetasemen (subden). Yakni, subden intelijen, subden penindakan, subden investigasi, dan subden perbantuan. Di bawah subden terdapat unit-unit yang menjadi fondasi pendukung operasi Densus 88 AT Polri.
Misalnya, di subden intelijen terdapat unit analisis, deteksi, dan unit kontraintelijen. Lalu, pada subden penindakan terdapat unit negosiasi, pendahulu, unit penetrasi, dan unit jihandak. Sedangkan subden investigasi membawahkan unit olah TKP, unit riksa, dan unit bantuan teknis. Kemudian, di subden bantuan terdapat unit bantuan operasional dan unit bantuan administrasi. "Pembagian peran dan tugasnya sekarang juga semakin bagus. Semakin terkoordinasi dan semakin rapi," katanya.
Selain itu, ada dukungan persenjataan dan peralatan pendukung yang boleh dikata sangat canggih. Sebut saja senapan serbu jenis Colt M4 5,56 mm dan yang terbaru jenis Steyr-AUG. Densus 88 AT Polri juga bekerja sama dengan operator telepon seluler dan internet untuk mendeteksi setiap pergerakan kelompok terorisme dalam berkomunikasi. Namun, di luar "kehebatan" dan kepiawaian Densus 88, mereka mempunyai beban yang sangat berat. Terutama yang bergerak di bawah tanah sebagai tim intelijen maupun tim kontraintelijen. "Istilahnya, gaji dan tunjangan sama dengan polisi lalu lintas, tapi tugasnya tak kenal waktu, 24 jam sehari, 7 hari seminggu," ujarnya.