Desak Menteri PU Selesaikan Tol Sumo
jpnn.com - SURABAYA - Macet tanpa solusi jalur Medaeng-Kletek membuat Pemprov Jatim turun tangan. Pertama, kembali mendesak penyelesaian jalan tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) ke Kementerian PU. Kedua, pembebasan lahan Medaeng-Kletek.
Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, dari dua solusi tersebut, yang paling mungkin dilakukan adalah yang pertama. Adapun yang kedua sulit. ''Jangankan untuk ruas jalan, untuk pelebaran jalan di akses masuk Pasar Puspa Agro saja sulit,'' ucapnya.
Karena itu, satu-satunya solusi yang mungkin dan cepat adalah tol Sumo. ''Dari sana mungkin bisa ditarik sebuah flyover yang langsung menuju Pasar Puspa Agro,'' tambahnya.
Penyelesaian tol Sumo memang terus molor. Jalan bebas hambatan tersebut akan membentang sepanjang 36,27 km yang terbagi dalam empat seksi. Seksi IA ruas Waru-Sepanjang dengan panjang 3,2 km. Kemudian, Seksi IB dari Sepanjang-Western Ring Road (WRR) sejauh 4,3 km. Kemudian, Seksi II dari WRR-Driyorejo sepanjang 5,1 km. Lantas, Seksi III Driyorejo-Krian sepanjang 6,1 km, dan terakhir Seksi IV Krian-Mojokerto sepanjang 18,5 km.
Pembebasan lahannya sendiri ditarget selesai akhir tahun ini. Namun, sangat mungkin target itu meleset. Sebab, per Agustus 2013, total tanah yang sudah dibebaskan hanya 67,2 persen. Ini berarti yang belum bebas 32,8 persen.
Perinciannya, pada Seksi IA sudah bebas 99,3 persen, Seksi 1B 57, 8 persen, Seksi II 40,9 persen, Seksi III 64 persen, dan Seksi IV 72,1 persen.
Untuk mempercepat pembebasan lahan, Soekarwo ingin bertemu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan para bupati yang wilayahnya dilewati tol Sumo. Yakni, Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto. Bukan hanya itu. Pihak PT KAI akan diajak bicara karena ada lahan milik perusahaan itu yang juga terkena proyek tersebut.
''Tapi, percayalah, kami akan mempercepat masalah ini. Karena, memang sudah sangat membutuhkan,'' terangnya. Apalagi, jalan arteri Kletek sudah tak layak lagi menerima beban kendaraan sebanyak sekarang. ''Padahal, ini satu-satunya akses utama,'' imbuhnya.