Desak Polri Bentuk Tim Khusus Berantas Senjata Ilegal
jpnn.com - JAKARTA - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menggelar rapat tertutup dengan Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri Komisaris Jenderal Suparni Parto, di Kantor Kompolnas. Pertemuan itu membahas masalah peredaran senjata api ilegal yang semakin marak belakangan ini.
Anggota Kompolnas Nasser usai rapat mengatakan bahwa dalam pertemuan itu dibahas antara lain soal penembakan-penembakan terhadap Anggota Polri yang terjadi selama ini.
Ia menuturkan, dari pertemuan itu diketahui bahwa penembakan yang terjadi selama ini bukan menggunakan senpi yang terdaftar di Polri, melainkan senjata ilegal.
"Tadi yang disampaikan, pertama mengenai seluruh penembakan-penembakan terjadi selama ini, itu dilakukan dengan senjata api rakitan, atau senjata api selundupan," kata Nasser kepada wartawan di Kantor Kompolnas, di Jakarta, Selasa (2/10).
Dengan kata lain, Nasser menjelaskan dapat dimaknai bahwa senpi yang terdaftar atau yang diizinkan tidak satupun digunakan untuk kejahatan. Dikatakan Nasser dalam pertemuan itu juga ditanyakan soal darimana peluru-peluru yang diperoleh.
"Peluru inilah yang menurut beliau (Kabaintelkam) masih merupakan bagian yang mudah berpindah tangan, mudah diselundupkan, mudah dijualbelikan," kata Nasser. Karenanya, ia menambahkan, kepolisian akan mengungkap asal muasal peluru itu.
Terkait masalah senpi ini, Nasser menjelaskan, Kompolnas memberikan dua catatan penting. Pertama, kata Nasser, Kompolnas mendorong polri secara serius bukan sporadis membentuk satuan kerja tersendiri.
"Yang bekerja bukan hanya untuk satu skala waktu, tapi merupakan satuan kerja pertanggungjawabannya itu panjang dan terus menerus. Anggarannya terus menerus, SDM-nya terus menerus," bebernya. "Bukan seperti sekarang, ada kasus, ada tim lagi. Besok-besok timnya hilang. Itu yang pertama," tambahnya.