Suster Gardiner mengatakan bahwa insiden Tiwi tersebut merupakan pelajaran yang bisa dipelajari oleh orang Australia non-pribumi.
"Jadi gagasan saya adalah mulai membangun jembatan, karena semua jembatan punya dua pintu masuk," katanya.
"Jika kita mulai berjalan melintasi jembatan itu dan bertemu serta berbicara dengan masyarakat adat, saya pikir dunia akan menjadi tempat yang sangat baik."
Dia mengatakan bahwa percakapan perlu dilakukan di mana-mana dari jalan setapak sampai ke Gedung Parlemen.
"Dan ya, saya juga sedang membicarakan kekecewaan saya mengenai Pernyataan Uluru. Saya menduga mereka pasti akan mendesak kembali masyarakat adat untuk membicarakannya lebih jauh," kata Suster Gardiner.
"Ini sangat menyakitkan saya dan memberi saya pendapat yang sangat rendah kepada para politisi yang belum siap untuk berdiskusi dan mendengarkan.”
Perdana Menteri Malcolm Turnbull telah membela keputusan untuk menolak pernyataan tersebut, dengan mengatakan bahwa badan penasihat yang diusulkan akan "bertentangan dengan prinsip kesetaraan dan kewarganegaraan".
Suster Gardiner mengatakan saat dia mendekati akhir masa jabatannya pada 25 Januari, dia "merasa sedikit lelah".
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News