Desersi karena Tentara Sekutu Besar dan Sangar
LAPORAN AGUNG PUTU ISKANDAR, BangkokSabtu, 07 November 2009 – 08:33 WIB
Suatu ketika dia memperbaiki sebuah mesin jahit milik seorang staf KBRI. Seringnya berinteraksi membuat staf tersebut menawarkan Aman bekerja di KBRI. "Mau kerja nggak. Ini ada lowongan," katanya.
Aman langsung menyambut tawaran itu. Apalagi, lowongan itu pas dengan kemampuannya, yakni menjadi sopir KBRI. "Saya dulu kan sering membawa mobil gerobak (pikap, Red). Itu sudah pekerjaan saya," katanya.Tidak semua para mantan tentara Heiho menetap di Thailand. Begitu sudah punya uang cukup, beberapa di antara mereka pulang kampung. Namun, tidak demikian halnya dengan Aman. Beberapa tahun menetap di Thailand, dia kemudian menikah dengan Kamila, seorang wanita keturunan Tionghoa dari Indonesia yang lahir di Thailand.
Pernikahan mereka menghasilkan empat anak. Yaitu, Kamnung, Kamron, Sumon, dan Kamnvan. Semua diberi nama belakang Naradjebhusit. Aman lupa mengapa menggunakan nama itu sebagai nama keluarganya. "Katanya, biar sama dengan orang Thailand lainnya," ujar Kamron, lantas terkekeh.