Desersi karena Tentara Sekutu Besar dan Sangar
LAPORAN AGUNG PUTU ISKANDAR, BangkokSabtu, 07 November 2009 – 08:33 WIB
Sembilan orang di antara mereka memutuskan"desersi", termasuk Aman. Selain Aman, mereka adalah Abdulkirom, Nasim (keduanya dari Jakarta), Basih dari Cirebon, Mamad dari Sukabumi, Ateng dari Majalaya, Endang Suriapi dari Bandung, Suganda dari Cianjur, dan Sobandi dari Bogor.
Begitu mendarat di pelabuhan Bangkok, mereka langsung kabur. Beberapa di antara mereka bersembunyi di kampung Jawa di Distrik Sathorn, pusat kota Bangkok, sebuah perkampungan tempat perantauan asal Jawa menetap. "Saya bersembunyi di masjid Jawa. Saya bersembunyi di balik tumpukan sajadah," ujarnya mengenang masa-masa pelarian itu.
Agar tak diendus tentara Jepang, mereka berpencar. Setiap hari mereka menginap di tempat-tempat berbeda. Setelah Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh Sekutu dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada Agustus 1945, Aman dan rekan seperjuangan baru merasa tenang. Apalagi, pemerintah Thailand tak terlalu asing dengan orang Indonesia perantauan.