Detak Kehidupan dari Balik Tenda Biru, Sukarelawan Kemensos Siapkan Ribuan Makanan Siap Saji di Masa Kedaruratan
Para relawan ini berasal dari Taruna Siaga Bencana (Tagana), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) serta Karang Taruna. Tagana dan pilar-pilar sosial bekerja dalam tiga shift yaitu pagi, siang dan sore hari.
Setiap shift diawaki sekitar 15 orang. “Jika sedang lengkap bisa mengirimkan 15 orang di setiap shift. Jadi, dalam sehari ada 45 orang bergantian. Tetapi jumlahnya bisa berubah-ubah jika di antara keluarga karang taruna sedang ada yang sakit atau isoman,” kata perwakilan Karang Taruna Kota Surabaya Handik.
Toh raut wajah para relawan dapur umum itu tetap semringah. Mereka selalu sigap dan tak tampak kesan lelah atau loyo.
Semangat mereka makin terpompa oleh kehadiran Menteri Sosial Tri Rismaharini kemarin. Tentu juga karena kesadaran bahwa tugas berat tersebut untuk membantu masyarakat terdampak kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali.
Matahari terus menuju tempat peraduan. Sementara tim distribusi satu demi satu terus mengirimkan makanan sesuai catatan pada whiteboard kepada masyarakat. Makanan ditujukan kepada tenaga kesehatan, petugas penyekatan PPKM di lapangan seperti TNI-Polri, Satpol PP, dinas perhubungan, petugas makam, juga sebagian dari warga kurang mampu yang melakukan isolasi mandiri.
Handik pun bercerita Karang Taruna di Surabaya ada di 31 Kecamatan dan 154 Kelurahan. Karang Taruna yang terlibat di dapur umum Surabaya terdiri dari pengurus karang taruna Kota Surabaya, Karang Taruna Kecamatan se Surabaya, serta Karang Taruna Kelurahan se Surabaya.
Dari 31 Karang Taruna Kecamatan se Surabaya yang bisa hadir ada sekitar 12 Kecamatan hal itu dikarenakan ada anggota Karang Taruna di beberapa Kecamatan yang sedang menjalankan isoman dan menjaga keluarga yang sakit.
Ditemani secangkir kopi hitam, Handik pun menuturkan berbagai kegiatan Karang Taruna di Surabaya selama pandemi Covid-19 di lingkungan masing-masing.