Detik-detik Sertu Hendra dan Kopda Ali Temukan Kotak Hitam
”Kami lega dan bangga bisa menyelesaikan tugas,” kata Hendra.
Tantangan yang mereka hadapi tidak ringan. Ketika memulai penyelaman, gelombang permukaan laut memang cukup tenang. Langit di atas perairan Karawang juga cerah. Hanya, arus dalam laut terasa deras. ”Arusnya lumayan kencang saat kami turun,” ungkap Hendra.
Cepatnya arus bawah permukaan laut itu menyulitkan Hendra dan Ali. Mereka pun sampai harus dituntun tali untuk mencari objek dalam air. Meski demikian, keduanya terus lincah bergerak.
Penemuan dan pengangkatan kotak hitam itu diawali tertangkapnya sinyal kotak hitam tersebut oleh KRI Rigel 933 dan Baruna Jaya pada Kamis lalu (1/11). Temuan itu lantas ditindaklanjuti dengan menurunkan penyelam yang sudah disiapkan TNI-AL. Termasuk prajurit Batalyon Intai Amfibi 1 Korps Marinir yang bermarkas di Marunda, Jakarta Utara.
Dengan menggunakan dua boat dari Marunda, mereka membelah gelombang perairan Jakarta sampai area pencarian di peraiaran Karawang, Jawa Barat. Lengkap dengan alat selam, juga penyelam andalan yang sudah punya pengalaman dalam pencarian bangkai pesawat di dalam air.
Tiba sekitar pukul 09.00 WIB, 15 penyelam batalyon tersebut langsung meluncur ke dalam laut 45 menit kemudian. Termasuk Hendra dan Ali.
Hendra, prajurit kelahiran Dumai, Riau, menyampaikan bahwa anggota TNI memang harus siap menjalankan operasi militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP). Contoh untuk yang terakhir adalah pencarian Lion Air PK-LQP.
Menurut Hendra, dirinya dan rekan-rekan setim sebenarnya sudah menyelam di sekitar titik ditemukannya kotak hitam itu sejak Rabu (31/10). Titik yang dia maksud berada pada sekitar koordinat S 05 48 48.051 - E 107 07 37.622 dan koordinat S 05 48 46.545 - E 107 07 38. Karena penyelaman dua hari lalu belum tuntas, mereka melanjutkan kemarin.