Detik-Detik Tragedi Kanjuruhan, Dahlan Iskan: Ini Bukan Aremania Lawan Bonek
Saat mereka melangkah pelan ke arah tribune, tetiba terlihat satu penonton meloncat pagar dan berlari masuk lapangan. Suporter itu menyongsong para pemain yang berjalan ke arah mereka.
"Penonton itu terlihat merangkul kiper. Lalu menyalami yang lain," dikutip dari Disway.
Sementara itu, pihak keamanan terlihat berusaha mencegah penonton itu berada di tengah pemain. Tetapi sesegera itu beberapa suporter lagi berhasil meloncati pagar. Mereka juga menuju pemain Arema.
Setelahnya, kian banyak saja suporter yang berhasil meloncati pagar. Lapangan pun mulai penuh dengan penonton.
"Petugas keamanan bertindak. Terlihat di video ada petugas yang menghardik penonton dengan kasar. Menendang. Mementung. Memukul," tulisan Dahlan.
Adegan seperti itu dilihat dengan sangat jelas oleh penonton yang ada di tribune, yang posisi mereka lebih tinggi. Emosi suporter meledak. Solidaritas sesama penonton meluap.
Dahlan menulis begitulah psikologi penonton sepak bola. Mereka disatukan oleh emosi. Tidak peduli suku, agama, ras, umur, dan gender. Suporter merasa satu keluarga, satu suku, satu bangsa, satu agama. Tidak ada persatuan bangsa melebihi persatuan bangsa sepak bola.
"Saya pernah membuat kaus dengan tema tulisan seperti itu: Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa: Bahasa Bola," tulisan Dahlan.