Dewi Anggraeni, Jurnalis Indonesia yang Menghangatkan Hati Itu Berpulang
"Saya mengenang Mbak Dewi sebagi perempuan penulis yang penuh semangat, inspiratif, juga menghangatkan hati."
Jurnalis senior Goenawan Muhammad juga menuliskan rasa kehilangannya dalam komentar di laman Facebook Dewi Anggraeni.
"Ia bertahan dengan lembut dan tenang, sampai hari terakhirnya. Kini tak akan datang lagi sahabat ini ke rumah kami."
Selalu memikirkan orang lain
Dalam upacara pelepasan menuju pemakaman Dewi Anggraeni yang dilaksanakan di Melbourne hari ini, ada satu kesamaan yang membekas di hati dan pikiran orang-orang terdekat Dewi: ia adalah sosok yang selalu memikirkan orang lain dan rendah hati.
Pendeta Kuncoro Rusman yang memimpin upacara mengungkap jika di masa terakhirnya Dewi meminta dia mengirimkan uang untuk temannya di Indonesia, padahal Dewi saat itu sudah dalam keadaan sakit.
"Pak Kun, apakah mau menolong saya mengirimkan uang untuk teman saya di Indonesia, karena saya tidak perlu uang itu lagi sekarang," tutur Kuncoro menirukan permintaan Dewi.
"Beliau sudah sulit bernafas saat itu, tapi masih memikirkan orang-orang yang membutuhkan."
Sebelum wafat pada 19 Juli yang lalu, Dewi juga berpesan tidak mau upacara pemakamannya dilangsungkan di gereja Katedral yang megah, dan memilih gereja kecil di timur kota Melbourne.