Di Balik Kasus Calon Pekerja Online Asal Indonesia di Kamboja
Menurutnya Kamboja sendiri tidak dapat mencegahnya.
"Operasi ini telah mendiskreditkan Kamboja, namun harap dipertimbangkan baik-baik bahwa kami juga negara korban," katanya.
Beberapa pejabat Kamboja sebelumnya mengklaim laporan dugaan perdagangan dan pelecehan hanyalah perselisihan perburuhan dan Chou mengatakan pihak berwenang telah menyelidiki beberapa kasus yang mereka klaim dibuat-buat atau palsu.
"Jadi tudingan bahwa semua kasus perdagangan manusia itu tidak benar," katanya.
Pekerjaan rumah Pemerintah Indonesia
Berdasarkan laporan yang diterima Migrant Care Indonesia, terjadi juga sejumlah penyekapan dan kekerasan yang dialami pekerja migran Indonesia.
"Ada pekerja yang ketahuan telah menggagalkan keberangkatan 3 calon korban, ia kemudian diborgol dan dipukul oleh 4 orang, disekap, dan tiap 2-3 hari sekali ditanya apakah punya uang untuk menebus dirinya sendiri atau dijual ke perusahaan lain," tutur Arina Widda Faradis dari Migrant Care sambil menunjukkan foto-foto kondisi korban kepada ABC.
Arina mengatakan, Pemerintah Indonesia memiliki pekerjaan rumah untuk menyelesaikan kasus ini dari hulu hingga hilir.
"Rekrutmen banyak dilakukan di media sosial seperti grup Facebook atau Telegram.. mungkin pemerintah bisa bekerja sama dengan platform ini untuk menerapkan semacam mekanisme pesan terblokir atau sejenisnya, apalagi jika postingan tersebut memiliki indikasi penipuan dengan modus yang kita sudah tahu."