Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Di Depan Para Pemimpin Agama Dunia, Menag Yaqut Bicara Soal Politik Identitas

Rabu, 02 November 2022 – 23:21 WIB
Di Depan Para Pemimpin Agama Dunia, Menag Yaqut Bicara Soal Politik Identitas - JPNN.COM
Menag Yaqut Cholil Qoumas didapuk menjadi pembicara dalam forum Religion Twenty (R20) yang digelar dalam rangkaian kegiatan G20 di Nusa Dua, Bali. Foto: dokumentasi humas Kemenag

"Ini adalah serangkaian proses yang menghasilkan bentuk-bentuk baru hubungan kekuasaan di tingkat global dan lokal, yang pada gilirannya, menyebabkan stratifikasi baru dan pengucilan terhadap orang-orang di berbagai sektor sosial," ujarnya.

Ditambahkan Gus Yaqut, globalisasi diam-diam telah  merekonstruksi pola inklusi dan eksklusi tradisional di antara negara-negara dengan membentuk hierarki baru di semua masyarakat dan wilayah di dunia: antara utara dan selatan; Dunia Pertama dan Dunia Ketiga; orang kaya-orang miskin. Semua terjalin secara paradoks dalam persamaan kultural sekaligus perbedaan jurang ekonomi dan sosial.

Dia memandang politik global mengubah fondasi tatanan lokal, nasional, regional dan dunia. Salah satunya adalah secara homogenisasi budaya. Homogenisasi dalam kebudayaan bisa berarti ekstreminasi dan kekerasan simbolik.

Ia menghapuskan jejak identitas dari suatu masyarakat dan budaya lokal yang sebelumnya eksis: adatnya, makanannya, sistem-politiknya dan simbol-simbol kebudayaannya. 

Dengan itu globalisasi mengundang balik, respons dan tantangan yang seringkali juga keras;  politik identitas yang muncul di Amerika Latin dan Afrika misalnya, adalah respons yang bermaksud menyuarakan identitas mereka yang dipinggirkan oleh globalisasi.

Pada sisi yang lebih ekstrem, sebagian gerakan fundamentalisme agama juga muncul sedikit banyak sebagai respons dari keruntuhan negara bangsa di kawasan Persia dan homogenisasi yang dialirkan globalisasi.

Proses global yang intensif ini, tidak hanya menggeser warga dari peta tradisional geopolitik dunia, tetapi juga menghancurkan sentralitas yang telah diduduki negara. Ini menunjukkan bahwa penyesuaian yang signifikan  dengan persyaratan politik yang baru diperlukan untuk menopang hidup negara-bangsa agar tetap relevan.

"Inilah globalisasi dalam kisah yang pertama. Apa yang saya sajikan dalam kisah pertama globalisasi adalah yang paradoksal," terangnya.

Menag Yaqut berbicara dalam forum pemimpin agama dunia. Satunya soal politik identitas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close