Di Era Jokowi, Pariwisata Jadi Sektor Unggulan
“Kita dipuji habis oleh Mr Taleb Rivai, Sekjen UN-WTO, Organisasi PBB yang mengurusi Pariwisata saat bertemu di Madrid maupun di ITB Berlin,” kata Arief Yahya.
Bahkan complain di media social soal melayani wisatawan masuk via imigrasi, terutama wisman Tiongkok dan Timur Tengah.
“Kami sudah MoU dengan Kemenkumham dan Dirjen Imigrasi, untuk menjaga bersama-sama, karena petugas imigrasi itu adalah first impression-nya wisatawan mancanegara. Keramah tamahan itu berawal dari kesan pertama itu. Para petugas itu adalah PR Negara, dalam melayani wisman. Karena itu melayani custmers dengan cara yang baik, akan menciptakan kesan baik pula,” ungkap Arief Yahya.
Dia mencontohkan lagi soal health and hygiene. Ini isu yang sangat sensitive di dunia internasional. Karena itu, Arief Yahya selalu mengingatkan kepada bupati, walikota, gubernur, untuk menjaga kebersihan, kerapian, kesehatan.
Jangan ada zika, jangan ada malaria, demam berdarah, dan sebangsanya. Penangan rumah sakit pun harus standar internasional.
“Kalau kita tidak melakukan itu, maka kita tidak akan bisa bersaing dengan negara lagi. Kita harus berani benchmark, bukan untuk mempermalukan diri kita sendiri, tapi mengetahui posisi kita ada dimana? Dan kita harus berbuat apa? Kapan dan darimana?” tandasnya.
Contoh lain, air transportation infrastructure. Indonesia dibandingkan dengan negara lain, masih tertinggal jauh. Karena itu, pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan Kemenhub dan Kemen BUMN yang memiliki Angkasa Pura I dan II untuk mensupport.
“Pekan lalu saja, kami roadshow ke perusahaan airlines dan Angkasa Pura I dan II. Tujuannya untuk memperbanyak direct flight, dari negara-negara originasi ke destinasi wisata kita,” kata dia.