Di Facebook, Jokowi Kembali Ungkap Alasan Menaikkan BBM
jpnn.com - JAKARTA - Perdebatan soal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi masih ramai. Presiden Joko Widodo pun mengaku masih mengikuti semua perkembangan seputar dampak kebijakan yang membuat popularitasnya cenderung menurun.
Terakhir, lewat akun facebook-nya, Joko Widodo aka Jokowi kembali menyampaikan pesan bahwa kenaikan harga BBM sudah harus. Untuk menyederhanakan penjelasannya, presiden mengunggah sebuah foto yang menurutnya kaya pesan.
"Gambar ini saya dapatkan dari Media Sosial yang beredar di tengah perdebatan BBM, saya belum tahu siapa pertama yang mengunggah, namun gambar ini bagi saya adalah gambaran yang paling tepat untuk penyesuaian harga BBM dan bagaimana mengalihkannya," tulis Jokowi, Minggu (23/11).
Di gambar atau foto tersebut, terdapat 4 anak-anak beserta dua yang lebih dewasa. Tertera sejenis caption atau keterangan gambar, "Kakak, jangan marah BBM naik, kami juga ingin punya sekolah bagus berdindinng tembok berlantai keramik, kami juga ingin punya perpustakaan yang bukunya lengakap. Terimakasih atas 'Dua Ribu' nya, Kak :-)
"Perlu diketahui kita bukanlah penghasil BBM lagi, tak ada lagi sumber-sumber baru sumur minyak yang ditemukan, cadangan kita menipis, sementara untuk memenuhi kebutuhan BBM kita harus membeli dari luar negeri, kebijakan subsidi BBM adalah warisan kebijakan "Politik Logistik" yang di satu sisi menciptakan harga-harga murah namun tidak produktif," ungkap Jokowi.
Dia menambahkan, saat ini di sisi lain negara dibebani hutang yang amat besar. Hutang yang besar akan membebani anggaran negara di kemudian hari, sehingga anggaran tidak leluasa ditanamkan ke dalam hal-hal yang produktif, tapi habis untuk biaya belanja rutin dan membayar hutang baik bunga dan pokok hutang.
"Saya tidak ingin Indonesia terjebak dalam pola anggaran seperti itu. Keuangan kita harus berdaulat. Dengan keuangan yang berdaulat dan tidak terjebak hutang, kita bisa memperbaiki pendidikan anak-anak bangsa kita, memperbaiki kesehatan publik mulai dari Posyandu, Puskesmas sampai Rumah Sakit besar milik Negara," imbuhnya.
Menurut Jokowi, 'Politik Anggaran' pemerintahannya adalah sebagian besar kekayaan negara digunakan ke sektor-sektor produktif dan sektor pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan dan perhatian pada kesejahteraan keluarga.