Di Luar Lapangan, Menuju 11 Juni
Minggu, 30 Mei 2010 – 05:05 WIB
Sementara sebaliknya pula, nyatanya salah satu data perkembangan terbaru menunjukkan bahwa cukup banyak juga warga Afsel yang tidak begitu menyukai sepakbola. Lantas, bagaimana warga non-"bola mania" negerinya Nelson Mandela itu menghadapi datangnya event yang oleh sebagian orang di dunia justru senantiasa ditunggu dan bikin "demam" saban empat tahun tersebut? Salah satu yang terungkap adalah, mereka ternyata (bila perlu) mengungsi ke luar negeri.
Tidak jauh-jauh memang, tapi mereka cukup "kabur" ke negeri-negeri tetangga. Buktinya adalah dengan banyaknya hotel-hotel, maupun penginapan kelas menengah ke bawah yang sudah penuh di Zimbabwe, Mozambik dan beberapa negara lain, menjelang Juni ini. Jika hotel-hotel itu penuh oleh calon penyemarak pesta sepakbola di Afsel, memang wajar-wajar saja. Namun nyatanya, kebanyakan yang sudah mem-booking tempat tinggal sementara di sana sejauh ini, justru adalah warga Afsel.
Ini jelas menarik. Di satu sisi, patut disayangkan sebenarnya, terutama bagi Afsel dalam konteks gengsi di sepakbola. Betapa tidak. Negaranya menggelar ajang olahraga terbesar sejagad, eh, "warga unik" itu malah melarikan diri ke negeri tetangga. Sementara sebaliknya, kendati para pengusaha penginapan di negara-negara bersebelahan itu sebenarnya juga berharap akan kelimpahan penginap dari dunia internasional yang hendak menikmati PD 2010, penuhnya kamar-kamar mereka oleh warga Afsel yang "lari sementara" itu pun sudah cukup menggembirakan. Ya. Toh, itu artinya uang masuk juga kan. (ito/jpnn)