Tumbang di Final PD ke-6
Catatan Arsito Hidayatullah, JakartaSenin, 12 Juli 2010 – 12:17 WIB
Dalam perjalanan itulah, ketika kemudian putaran final PD 2010 benar-benar dibuka dan berlangsung dengan segala kejutan dan dramanya, dari hari pertama hingga menjelang final, kenangan sejumlah PD sebelumnya pun kerap kembali hadir di ingatan. Kenangan akan laga final tepatnya, karena memang partai puncak-lah yang lazimnya oleh banyak orang lain juga paling dikenang.
Saya sudah merasakan atmosfir final PD sejak 1986 - mungkin juga sudah sejak Espana '82 meski ini samar-samar sekali - yang diadakan di Meksiko. Logo PD bertopi sombrero itu masih terpatri di ingatan masa kecil karena terasa lucu dan menghibur. Sementara tayangan-tayangan pertandingannya yang diingat, adalah banyaknya hiburan adegan-adegan aneh dan kocak sebagai intermezo. Tayangan finalnya sendiri tak begitu ingat, namun di antaranya ada sosok Karl-Heinz Rummenigge, Rudi Voeller, serta Jorge Burruchaga (asal Argentina, yang kemudian jadi juara). Oya, sebelumnya, tentu gol 'tangan Tuhan' dan dribble separuh lapangannya Maradona (di perempat final) pun masih bisa diingat.