Di Pramuka Ada Mengaji, Mengaji, Mengaji dan Bekerja
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan, Pramuka Adhyaksa Dault mengatakan aspek nasionalis dan religius sangat penting dalam mengaplikasikan revolusi mental ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, dua kepribadian harus sejalan untuk dunia dan akhirat.
"Untuk mental, karena revolusi mental itu menurut saya jalan kembali ke nasionalis religius ajaran agama masing-masing, supaya mentalnya kuat, supaya orientasinya jelas ke kehidupan bangsa dan bernegara, dan kehidupan akhirat,” kata Adhyaksa saat saat membuka acara “ESQ Character Building Tingkat I Kwarter Nasional ” di Taman Rekreasi Wiladatika, Jakarta, Senin (8/12).
Turut dalam acara ini, Pendiri ESQ Leadership Center Ary Ginanjar Agustian. Pelatihan ESQ ini akan digelar selama dua hari sampai hari ini, Selasa (9/12).
Mantan Menpora tersebut menjelaskan jika Presiden Jokowi memerintahkan kabinetnya untuk melakukan pengabdian, maka di Pramuka perlu ada perpaduan untuk akhlak dan usaha.
"Jika Presiden Jokowi meminta kabinetnya untuk bekerja, kita di gerakan Pramuka akan melakukan revolusi akhlak dengan mengaji, mengaji, mengaji dan bekerja," katanya.
Mantan Menpora ini menambahkan, Pramuka merupakan wadah yang tepat untuk melakukan revolusi mental generasi muda karena menjadi ekstrakurikuler yang wajib berdasarkan kurikulum 2013. Namun, revolusi mental ini harus dibarengi dengan revolusi sistem.
“Bagi Gerakan Pramuka revolusi mental dan revolusi sistem adalah dua hal yang berjalin berkelindan, akreditasi dan pendataan ulang adalah bagian dari revolusi sistemik Pramuka,” tegasnya.
Adhyaksa menargetkan pada 2018 seluruh gugus depan (gudep) yang tersebar di seluruh Indonesia sudah terakreditasi. Pada tahun 2015 akreditasi 50 persen , tahun 2016 akreditasi 50 persen, 2017 akreditasi 70 persen. “2018 akreditasi 100 persen,” cetus dia.