Di SDN 9 Mimika, Jam Belajar Terbatas Karena Panas
jpnn.com - jpnn.com -Semangat murid-murid di SD Negeri 9 Mimika menimba ilmu tak pernah surut. Sebelum memulai pelajaran setiap harinya mereka juga melaksanakan apel bersama, seperti yang dilakukan oleh sekolah-sekolah lain di Mimika. Namun sayang. Sekolah berusia enam tahun yang terletak di Jalan Hasanudin Timika, Papua itu terpaksa membatasi jam pelajaran mereka. Lo, kenapa?
Albinus Bina/Radar Timika
Jumat (3/2) lalu, Radar Timika berkunjung ke sekolah yang dibangun di atas tanah milik gereja, dan letaknya pun tepat di depan gereja itu. Sekolah yang dibangun dengan lima ruangan dan satu kantor ini boleh dibilang jauh dari kata layak. Masih berdindingkan seng dan berlantai tanah.
Sebagian meja dan bangku yang terbuat dari papan, tampak sudah mulai patah. Lemari untuk tempat buku-buku pun tidak ada. Hampir semua buku berjejer di atas lantai tanah, di ruang kantor kepala sekolah.
Kondisi buku-buku pelajaran juga sudah mulai kumal dan robek karena sering terkena hujan dan panas. "Sudah enam tahun kami bertahan seperti ini," kata Kepsek, Nahun Edoway.
Meski kondisinya demikian, jumlah siswa dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Saat ini, jumlah siswa mencapai 242 orang. Seratus persen anak Papua, dan merupakan pindahan dari Kompleks Jayanti dan Kwamki Narama, sebelumnya sebagai daerah konflik.
Jumlah guru berjumlah 14 orang, sudah termasuk PNS dengan tenaga honorer. Selama enam tahun berjalan, proses belajar mengajar hanya sampai jam 11.30 WIT. Karena kondisi ruangan yang ada tidak memungkinkan para guru dan siswa untuk bertahan hingga jam 12.00 WIT atau 13.00 WIT.
"Kegiatan belajar mengajar hanya sampai jam 11.30 WIT. Kalau lebih dari itu jangan kan siswa, guru saja tidak bisa tahan karena terlalu panas. Dan kami juga takut ada siswa yang sakit," kata Edoway, yang sudah menjabat sebagai kepala sekolah selama 6 tahun di sekolah tersebut.