Di Sini, Senjata dan Narkoba Sudah Digaris Merah
Tak banyak ekspos soal tindakan warga situ yang banyak membantu pihak keamanan menangkap penyelundup senjata dan narkoba.
Sejak lama, warga Tinakareng memiliki hubungan kerja sama yang baik dengan pihak keamanan untuk melakukan penangkapan. Ada sekian banyak penangkapan yang dilakukan oleh warga. Contohnya, waktu menggagalkan penyusupan senjata di era konflik Ternate.
“Saudara kami dari Filipina sudah menghubungi kami untuk menggagalkan pengiriman senjata. Saat penumpang tidur, galon berisi minyak dibuang, agar punya alasan untuk merapat ke sini mengambil bahan bakar. Kemudian kami menghubungi pihak keamanan untuk berjaga. Setelah berada di sekitaran pulau polisi, yang menyamar sebagai nelayan menjaga sang pengantar agar tidak ditembak penyelundup,” kisahnya.
Pernah juga ada penumpang yang beralasan menjual gula batu di Pulau Bukide. Gerak-geriknya mencurigakan. Warga kemudian menghubungi petugas. Tertangkap.
“Setelah nanti mau dicabut kuku kakinya baru mau mengaku kalau ingin membeli senjata,” tambahnya.
Bukan hanya warga di Tinakareng yang sering menawarkan jasa penyeberangan. Warga Talaud (kabupaten seberang Sangihe) juga banyak. Memang beberapa kali ada yang tertangkap dan mengaku sebagai warga di Tinakareng.
“Seperti pernah terjadi. Warga Tamako (di daratan Sangihe) mengaku penduduk di sini. Tetapi setelah dicek tidak terdaftar di Tinakareng,” ungkapnya.
Petugas perbatasan, menurutnya sangat ketat dan tegas soal penyelundupan narkoba dan senjata. Mereka tak segan menembak penyelundup. Meski, ada juga yang lolos.