Di Sumbawa NTB, HNW Lantik Para Santri Baru PMI Dea Malela
jpnn.com, NUSA TENGGARA BARAT - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid melantik santri dan santriwati baru untuk menjadi keluarga besar PMI Dea Malela.
Seusai melantik, HNW menyampaikan beberapa hal penting untuk dijadikan pegangan para santri agar sukses dalam menempuh pendidikan di pesantren.
Pertama, dia bahwa para santri harus menyadari bahwa mereka sangat beruntung menempuh pendidikan di PMI Dea Malela.
"Tempat kalian belajar ini adalah lembaga pendidikan yang memiliki latar dan spirit sejarah perjuangan dan sukses yang luar biasa," ungkapnya.
Namun demikian, sangat mengikuti perkembangan zaman dan mempersiapkan jurus-jurus agar kemajuan zaman tidak merusak peradaban apalagi terhadap umat, melainkan agar perubahan zaman bisa terus diarahkan.
"PMI Dea Malela menjawab tantangan dan perkembangan jaman. Di era globalisasi yang ditemui para Santri dari generasi milenial maupun Z ini, sistem belajar mengajar di Pesantren Dea Malela juga sangat modern dan mengantisipasi agar bisa menyiapkan kader Ulama dan Pemikir Islam yang mengatasi tantangan dan peluang zaman,” tambahnya.
Hal tersebut, lanjut HNW, sesuai dengan prinsip 'Tajdid' atau pembaharuan. Prinsip itu, merujuk kepada hadist Nabi Besar Muhammad SAW tentang akan dihadirkannya oleh Allah SWT setiap seratus tahun, pribadi, organisasi atau komunitas yang bisa menghadirkan pembaharuan.
Pada 1920-an banyak anak-anak Indonesia belajar di luar negeri, di antaranya ada Hasyim Asy'ari, Ahmad Dahlan, Mas Mansyur, Abdul Kahar Mudzakkir.