Di Tengah Laut, Kaya Minyak, tapi Fasilitas Penjagaan Minim
Untung, perahu kami bisa merapat ke dermaga berbentuk T yang sudah tidak utuh lagi. Dermaga kayu itu hancur oleh terjangan ombak. ”Kalau musim angin barat, dermaga ini diterjang dari barat. Kalau angin timur, diterjang dari timur,” lanjut Dodi seraya tertawa.
Seusai mendarat di dermaga, kami harus ”berolahraga”. Pasalnya, kami harus mendaki 316 buah anak tangga sebelum mencapai pos penjagaan TNI. Kontur Pulau Rondo yang berupa pulau karang menjadikan pulau tersebut tidak memiliki pantai, tapi tebing.
Di sepanjang jalur pendakian, para anggota Marinir memaku tulisan-tulisan provokatif di pohon. Misalnya, Ragu-ragu kembali ke kapal, Santai bro atur napas dulu, atau sabar ya, masih 150 anak tangga lagi. Bila tidak biasa berolahraga, bisa dipastikan pengunjung akan ngos-ngosan untuk mendaki anak tangga yang terjal itu.
Perjuangan belum selesai. Kami masih harus berjalan kaki lagi sejauh 800 meter menembus belantara hutan. Sebelum masuk hutan, personel Marinir menawarkan lotion antinyamuk produk TNI. Sebab, di dalam hutan banyak nyamuk yang berbahaya bagi manusia. Terasa agak panas di kulit, namun lotion itu ternyata ampuh menolak nyamuk.
Tugu tersebut kondisinya cukup memprihatinkan. Berwarna dominan putih, tugu itu memiliki prasasti peresmian yang sudah tidak begitu jelas lagi tulisannya. Selain itu, lantai keramik merah yang mengitari tugu tersebut sudah hancur.
Di sekitar tugu yang tampak hanya pepohonan lebat. Hebatnya, meski berupa pulau karang, Pulau Rondo bisa ditumbuhi beberapa tanaman buah-buahan. Saya sempat melihat pohon nangka dan jambu air di pulau tersebut. Para anggota Marinir juga bisa menanam singkong di sekitar base camp.
Bagi TNI, tugu di Pulau Rondo dianggap sebagai titik nol kilometer yang sebenarnya. Bukan tugu di Kota Sabang yang selama ini populer lewat lagu Dari Sabang sampai Merauke itu. Bagaimanapun, Pulau Rondo adalah bagian dari NKRI meskipun letaknya di ujung barat laut Indonesia.
Tugu di Pulau Rondo jelas berbeda peruntukan dengan Tugu Nol Kilometer di Sabang. Tugu di Sabang sudah lama menjadi objek wisata. Tepatnya, setelah diresmikan Wapres Try Sutrisno pada September 1997.