Dibesuk Adik dan Ibu, Tak Ada Acara Tiup Lilin
Selasa, 17 Agustus 2010 – 11:56 WIB
Setelah diperiksa, ternyata pembuluh darah Franky pecah. Kemudian muncul benjolan sebesar kepalan tangan dan keras di perut bagian kiri. Awalnya dokter mengira penyakit Franky adalah batu ginjal."Tapi, sampai lebih dari 10 hari, dokter Indonesia tidak menemukan penyakit Franky sesungguhnya. Maka, dengan bondo nekad (bonek), keluarga membawa Franky ke Singapura untuk berobat lebih lanjut.
Dia pun mendapat kepastian penyakitnya setelah dirawat di SGH. "Di sini (SGH) saya cepat mendapat kepastian. Seperti orkestra, semua saling berhubungan. Jadi, penyakitnya bisa langsung ketahuan," katanya.
Franky mengaku pelayanan rumah sakit di bawah grup kesehatan raksasa SingHealth (Singapore Health Services) itu sangat memuaskan. Para perawat memantau pasien 24 jam penuh nonstop. Saat Jawa Pos membesuk Franky Minggu lalu, memang ada lima perawat yang terus memantau kesehatan Franky. Masing-masing memiliki peran berbeda.