Dibesuk Adik dan Ibu, Tak Ada Acara Tiup Lilin
Selasa, 17 Agustus 2010 – 11:56 WIB
"Sebagai pasien saya tenang dan senang. Lebih baik bayar Rp 100 tetapi hasilnya jelas ketimbang Rp 80 tetapi nggak ada kepastian," katanya. Untuk biaya perawatan, setiap hari keluarga Franky harus mengeluarkan sekitar SGD 2.500 atau setara dengan Rp 16.500.000 (dengan kurs 1 SGD = Rp 6.600, Red).
Itu termasuk biaya kamar, suntik, obat, makan, dan perawatan lain. Franky masuk SGH pada 2 Agustus lalu. Pada hari-hari awal masa perawatannya, keluarga Franky sudah harus mengeluarkan biaya SGD 30 ribu atau sekitar Rp 264 juta. Biaya itu untuk banyak hal karena harus mendapat perawatan khusus.
Sekarang Franky opname di kamar kelas 1 bagian haematologi. Sebetulnya juga ada kelas 3 yang sekamar berisi tiga orang atau kelas 4 yang berisi enam orang. "Kami sebetulnya ingin di kelas 3 saja untuk mengirit biaya. Tetapi, dokter menyuruh di kelas 1 karena penyakit Franky katanya cepat sekali menular," kata Anti.
Sebelum kondisi Franky mengetuk perhatian banyak pihak di Indonesia, tagihan biaya perawatannya terus membengkak. Depositnya jadi minus (merah). Namun, setelah ada upaya penggalangan dana oleh sejumlah tokoh di Cafe SCBD, Jakarta Selatan Kamis lalu (12/8), serta perhatian para koleganya, kini (16/8) saldo tagihan Franky menjadi biru. Bahkan, di "tabungan" SGH ada duit Franky sekitar SGD 2 ribu sampai SGD 2.300.