Dibilang Abal-Abal, UIPM Justru Pelopor Kampus Virtual Menggunakan Second Life
jpnn.com, JAKARTA - Tranformasi pendidikan Universal Institute of Professional Management (UIPM) menghadirkan terobosan baru dalam dunia pendidikan tinggi dengan sistem pembelajaran yang sepenuhnya berbasis online.
Berbeda dengan pendidikan konvensional yang mengandalkan tatap muka di kampus, model pendidikan jarak jauh ini memungkinkan mahasiswa dari seluruh dunia untuk belajar tanpa perlu berpindah lokasi. Pendekatan ini memberikan fleksibilitas tinggi kepada mahasiswa untuk belajar dari negara masing-masing.
Konsep pendidikan online ini juga menghilangkan kebutuhan akan izin operasional dan infrastruktur fisik seperti kampus. Sementara pendidikan tinggi konvensional biasanya terbatas oleh ruang kelas, jumlah mahasiswa, dan jadwal tetap, model pendidikan UIPM memberikan akses tanpa batas waktu dan lokasi.
Dengan dukungan Learning Management System (LMS) dan perpustakaan virtual, mahasiswa memiliki sumber referensi yang mudah diakses kapan saja.
Untuk mendukung pengalaman belajar yang lebih interaktif, UIPM mengintegrasikan dunia maya bernama Second Life. Platform ini memungkinkan mahasiswa untuk menciptakan avatar yang dapat berinteraksi dalam lingkungan kampus virtual tiga dimensi.
"Dengan konsep Virtual Campus, mahasiswa dapat berinteraksi langsung dengan dosen dan teman-teman mereka, seolah berada di kampus fisik," ungkap Rantastia Nur Alangan, CEO UIPM Indonesia, dalam keterangannya, Kamis (13/11).
Second Life sendiri menawarkan pengalaman mirip dunia nyata, dengan sistem peraturan dan tata kelola yang diawasi oleh Linden Lab, perusahaan pengembang platform tersebut.
“Aturan di Second Life mencakup berbagai aspek seperti privasi dan kepemilikan konten. Jika terjadi pelanggaran, Linden Lab memiliki wewenang untuk menindaklanjutinya, bahkan sampai pemblokiran akun,” tambah Rantastia.