Dicemooh, Dikejar Orang Bawa Golok, Akrab dengan Binatang Buas
jpnn.com - SOSOK Dulhadi, sang penjaga hutan konservasi dan hutan lindung terlihat biasa-biasa saja. Bertubuh mungil, sedikit bicara banyak bekerja. Tak sekadar moril dan materil saja dikorbankannya demi penyelamatan hutan dari pembalakan liar, bahkan nyawanya hampir melayang ketika dikejar dengan golok oleh banyak orang.
Arditono- Solok Selatan
Dulhadi membentuk kelompok konservasi penyelamatan hutan lindung dan hutan konservasi tahun 2000, meskipun tak digaji siapapun. Dia tetap mempertahankan keasrian hutan melalui patroli sepanjang hutan ,tiga kali dalam sebulan. Upayanya itu, tak sekadar ditentang warga setempat, oknum pejabat, aparat, politikus, bahkan anak dan istrinya pun melarang.
"Saya seringkali dicemooh, kerja tak dapat apa-apa, malah melarang orang buka hutan untuk berladang. Dasar kelompok konservasi gila, sok jadi pahlawan,” ujar Dulhadi mengutip kalimat yang mencemoohnya, kepada Padang Ekspres (Jawa Pos Group), Minggu ( 31/7) jelang keberangkatannya ke puncak Gunung Kerinci.
Dulhadi cerita, saat melarang warga mengunduli hutan konservasi dan hutan lindung, ia dikejar dengan golok. Berkat ketabahan dan kesabaran melakukan penyelamatan hutan sejak tahun 2000 bersama anggota kelompok konservasi, Dulhadi terima penghargaan Kalpataru dari Gubernur Sumbar tahun 2012.
Selain itu, juga terima penghargaan desa biasa jadi desa model tahun 2013 dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan tahun 2015, penghargaan kampung iklim pun diraihnya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Bagi Dulhadi, selelah apapun, jika dia memasuki hutan, hatinya akan senang. Hutan dan binatang buas sudah jadi temannya. Sebab, saat ia melakukan patroli di kawasan hutan seluas 21 km banyak binatang buas yang ditemuinya. Baik harimau sumatera, beruang madu, rusa, tapir, ular piton dan binatang buas lainnya. Namun, binatang buas tersebut tak sekalipun pernah menyerangnya.
Dua hari yang lalu, dia menemukan harimau sumatera yang sedang beranak di ladang warga di Jorong Bangun Rejo. Pemilik ladang dan warga setempat pun diingatkannya agar tak mengganggu anak binatang buas itu. Sebab, bila diganggu akan mendatangkan petaka.