Dick Tamimi: Sosok di Balik Band Dara Puspita yang Pernah Dituduh Menyelundupkan Emas
Pemberontak Indonesia ini membentuk pemerintahan alternatif di hutan, yang disebut Pemerintahan Darurat Republik Indonesia atau PDRI. Mereka berpindah-pindah hutan di Sumatera Barat menghindari Belanda.
"[Dick] ditugaskan untuk bergabung dengan pemerintah di hutan di Sumatra, dengan misi khusus untuk mendapatkan sebuah pesawat untuk cikal-bakal pemerintahan [Indonesia] yang baru, dan pesawat itu adalah Avro Anson tahun 1930-an yang tampak cantik," jelas Poulson. .
Namun pemerintah Indonesia yang masih muda, dipimpin oleh Presiden Sukarno, tidak memiliki dana untuk membelinya.
Maka, pada bulan September 1947, Wakil Presiden Mohammad Hatta memanggil para donatur dan mendirikan pos pemeriksaan di seluruh Sumatra untuk sumbangan perhiasan emas.
Dalam waktu kurang dari dua bulan, perempuan lokal Sumatera menyumbangkan hampir 15 kilogram perhiasan untuk tujuan tersebut, yang kemudian dilebur menjadi emas batangan.
Mereka berencana membeli pesawat tersebut seharga 12 kilogram emas dari mantan pilot Australia Paul Keegan, yang menginginkan transaksi tersebut dilakukan di Thailand.
Dick merupakan bagian dari rombongan yang menemui sang pilot, namun sayangnya pembelian tersebut tidak berjalan sesuai rencana.
Ketika kelompok tersebut tiba di Thailand, militer Thailand menuduh mereka melakukan penyelundupan emas.