Dicurigai Ingin Bergabung dengan ISIS di Suriah, Pria Australia Dicabut Paspornya
Pria itu mengajukan banding atas keputusan pembatalan paspornya di Pengadilan Tata Usaha Negara Australia, dan mengatakan, ia bukan bagian dari kelompok teroris dan tak ingin melakukan perjalanan ke Suriah.
Pria itu mengatakan kepada pengadilan bahwa ia, kapanpun, tidak punya niat untuk terlibat dalam kekerasan bermotif politik.
Ia mengatakan, ia bermaksud untuk membawa uang senilai 39 ribu dolar (atau sekitar Rp 390 juta) ketika meninggalkan Australia, untuk peluang investasi.
Seorang perwira senior ASIO mengatakan kepada pengadilan, “Penilaian keamanan melibatkan pertimbangan atas kegiatan pemohon dan karakter yang relevan dengan keamanan.”
"Ini adalah hasil pengamatan berkelanjutan dari ASIO yang menemukan bahwa jika pemohon memegang paspor Australia, ia akan cenderung untuk terlibat dalam perilaku yang dapat merugikan keamanan Australia atau negara asing dan paspornya harus tetap dibatalkan untuk mencegah dirinya terlibat dalam perilaku itu,” sebutnya.
Pria Muslim mengaku tak peduli dengan ISIS
Selama persidangan, pria itu ditanya apakah ia mendukung upaya ISIS untuk mendirikan kekhalifahan Islam.
Ia mengatakan, "Itu terserah mereka, apa pun yang mereka lakukan. Saya bukan bagian dari mereka. Saya tak berbicara bahasa Arab.”