Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dicurigai Sudah Lama Cincai-cincai dengan Golkar

Jumat, 11 Oktober 2013 – 08:32 WIB
Dicurigai Sudah Lama Cincai-cincai dengan Golkar - JPNN.COM

"Ketika KPU Daerah mendukung calon yang menggugat, maka bukti-bukti dan data-data yang disodorkan KPU Daerah ke persidangan, ya bukan bukti valid agar gugatan dimenangkan. Sebaliknya, jika KPU Daerah mendukung calon yang menang, KPU Daerah akan mati-matian melakukan pembelaan atas keputusannya. Jadi, tergantung kepentingan," beber dia.

Sebelumnya, Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, Leo Nababan, dengan tegas membantah jika ada anggapan Irham dijadikan caleg lantaran punya jasa membantu memenangkan pasangan calon yang diusung Golkar di sejumlah pilkada di wilayah Sumut, yang sengketanya dibawa ke MK.

Leo mengatakan, dijadikannya Irham sebagai caleg bukan karena ada jasa-jasa tertentu yang diberikan Irham ke Golkar. "Tapi karena dia melamar menjadi caleg Partai Golkar. Kami seleksi karena kapasitas pribadinya bagus, ya lolos. Tapi dia nomor urut tujuh, tak mungkin di atas Leo Nababan," cetus Leo, yang juga caleg di dapil Sumut 1, itu.

Jeirry mentertawakan alasan Leo. Menurut pria asal Manado itu, fenomena seperti Irham sudah sering terjadi. "Irham jadi caleg pasti ada hubungannya dengan posisinya saat masih menjadi ketua KPU Sumut," cetusnya.

Bahkan, lanjut Jeirry, Golkar tetap akan mendapatkan keuntungan jika nantinya Irham terpilih menjadi anggota DPR. "Karena sebagai mantan ketua KPU Sumut, pasti lah Irham masih punya jaringan di internal KPU Sumut. Ini nantinya jika dia terpilih jadi DPR, akan tetap dimanfaatkan," kata Jeirry.

Dijelaskan, untuk saat ini dan ke depan, anggota KPU dan KPU Daerah sudah tidak bisa leluasa lagi memainkan kepentingan politiknya. Alasannya, sudah ada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKKP), yang cukup galak. Anggota penyelenggara pemilu yang dicopot oleh DKPP hingga kini sudah mendekati angka 100 orang.

"Kalau eranya Irham kan belum ada DKPP, tapi hanya Dewan Kehormatan, yang masih sangat subyektif putusannya," pungkas Jeirry.

Diberitakan sebelumnya, seorang pengacara yang biasa beracara di MK, menceritakan, dirinya pernah dibisiki seseorang yang mengingatkan agar jangan berharap banyak kliennya bisa menang di persidangan di MK jika Irham Buana sudah turun tangan. Pasalnya, menurut sumber, Irham dekat dengan hakim MK Akil Mochtar, yang juga mantan anggota DPR dari Partai Golkar.

JAKARTA - Irham Buana Nasution dicurigai sudah membangun komitmen saling menguntungkan dengan Partai Golkar sejak dirinya menjadi ketua KPU Sumut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News