Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Didera Vertigo, Novelis N.H. Dini Pilih Aktif Melukis

Jual Lukisan Tinta China untuk Biaya Hidup

Selasa, 30 Desember 2008 – 11:30 WIB
Didera Vertigo, Novelis N.H. Dini Pilih Aktif Melukis - JPNN.COM
NH Dini menunjukkan karya lukisnya.
Sejak beberapa tahun terakhir ini Dini terserang vertigo. Awalnya, dia agak meremehkan penyakit tersebut dengan tidak berobat secara rutin. Tapi, vertigo sering kambuh, dia merasa tidak bisa beraktivitas secara normal. Akibatnya, banyak kegiatan yang terganggu. Termasuk tugas membimbing skripsi atau tesis sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.

’’Kalau saya harus membatalkan bimbingan skripsi karena sakit, anak bimbing saya kan rugi. Dari sana saya sadar agar berusaha tetap sehat, sehingga bisa membantu orang lain,’’ tegas wanita yang selama 24 tahun hidup dengan Yves Coffin (menikah pada 1960 hingga bercerai pada 1984), diplomat Prancis, yang tinggal berpindah-pindah dari Jepang, Kamboja, Filipina, Prancis, dan Amerika itu.

Saat ini, secara rutin wanita dengan dua anak –Marie-Claire Lintang dan Pierre Louis Padang (keduanya tinggal di luar negeri)– tersebut tiga kali dalam seminggu menjalani pengobatan tusuk jarum pada seorang kenalannya di Kota Semarang.

Sebagai seorang wanita yang hidup mandiri (tidak mau merepotkan anak), biaya hidup Dini setiap bulan tidak sedikit. Untuk biaya taksi menuju tempat praktik tusuk jarum, dirinya harus membayar Rp 140 ribu pulang pergi. Jadi, dalam sebulan hampir Rp 2 juta harus dikeluarkan hanya untuk biaya taksi.

Biaya hidup di Wisma Lansia yang terdiri atas makan, minum, air, dan listrik mulai Januari 2009 akan naik menjadi Rp 2 juta per bulan. Jadi, dalam sebulan, dia membutuhkan biaya hidup minimal Rp 4 juta. Untuk memenuhi kebutuhan itulah, dia menjual lukisan-lukisannya.

’’Royalti dari buku sangat kecil, sedangkan biaya hidup saya semakin bertambah usia malah semakin besar,’’ ungkap Dini yang menulis sejak di bangku kelas 3 SD itu.

Menurut dia, royalti terakhir yang dia terima tidak sampai Rp 6 juta. Itu merupakan royalti selama enam bulan untuk sejumlah buku yang diterbitkan sebuah penerbitan besar.

Meski untuk sementara berhenti menulis, sebenarnya aktivitas Dini di dunia sastra tidak berhenti. Dalam hard disk komputernya saat ini ada tiga naskah –sebuah novel dan dua seri cerita kenangan– yang sebenarnya siap diterbitkan.

Pengarang terkemuka N.H. Dini mengisi hari tua dengan aktif melukis. Karya lukisnya dijual untuk mengongkosi pengobatan sakitnya serta biaya hidup

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News