Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Diet Ini Bisa Menangkal Beberapa Efek Penuaan yang Berbahaya

Jumat, 13 September 2019 – 12:54 WIB
Diet Ini Bisa Menangkal Beberapa Efek Penuaan yang Berbahaya - JPNN.COM
Ilustrasi proses penuaan pada wajah. Foto: Vitalidad y Belleza

jpnn.com - Studi baru yang diterbitkan dalam Current Developments in Nutrition menemukan bahwa orang yang makan protein tingkat tinggi - terutama dari sumber nabati - lebih cenderung memiliki sedikit tanda peradangan.

Sumber protein nabati mengandung nutrisi lain selain protein, seperti serat dan antioksidan, yang bisa membantu kesehatan. Seiring bertambahnya usia, risiko peradangan kronis tentunya akan semakin meningkat. Peradangan ini dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi, beberapa kanker, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Namun protein yang lebih tinggi tampaknya bermanfaat menggantikan karbohidrat atau lemak.

Para peneliti menemukan bahwa perbedaan sekitar 10 gram per hari dalam asupan protein nabati antara kelompok tinggi dan rendah sudah cukup untuk menunjukkan hubungan yang menguntungkan dengan peradangan, termasuk ketika orang mengganti protein hewani mereka dengan protein nabati.

Tetapi tidak ada hubungan antara peradangan dan protein dari sumber hewani. Kenapa bisa begitu? Ini mungkin mengarah ke beberapa komponen lain dalam produk nabati selain protein.

"Selain protein yang ditemukan dalam sumber-sumber seperti kacang-kacangan dan quinoa, tanaman juga memiliki banyak komponen anti-inflamasi yang potensial, terutama antioksidan dan serat," kata rekan penulis Adela Hruby, Ph.D., ilmuwan di Jean Mayer USDA Human Nutrition Pusat Penelitian tentang Penuaan di Tufts, seperti dilansir laman MSN, Kamis (12/9).

"Penelitian kami menunjukkan bahwa memasukkan cukup protein dalam diet orang dewasa yang lebih tua, terutama dari sumber tanaman, bisa membantu mengurangi beban kelemahan, penyakit, dan penyakit yang berhubungan dengan peradangan kronis penuaan," jelas Hruby.

Satu catatan penting adalah bahwa para peserta penelitian cenderung memakan protein hewani dan nabati, dan penelitian ini dimulai pada tahun 1998, masa di mana ketika tidak banyak orang yang lebih tua mengonsumsi makanan nabati.

"Lanskap makanan Amerika dan pola penggunaan suplemen protein telah berubah secara substansial sejak saat pengumpulan data untuk penelitian ini dimulai," pungkas Hruby.

Sumber protein nabati mengandung nutrisi lain selain protein, seperti serat dan antioksidan, yang bisa membantu kesehatan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News