Difabel Minta Akses TPS yang Mudah
Sementara itu, untuk penderita tunarungu, kendala saat ini adalah informasi dan komunikasi. Tentu tidak mudah menemukan petugas TPS yang bisa menggunakan bahasa isyarat. "Sehingga yang dibutuhkan adalah petugas yang betul-betul komunikatif," katanya.
Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay memberikan apresiasi atas semangat penyandang disabilitas untuk menggunakan hak pilihnya. Apalagi, ada upaya bagi para difabel untuk melakukan simulasi pemungutan suara di KPU. "Simulasi ini merupakan inisiatif permintaan PPUA Penca," ujar Hadar.
Bukan hanya para penyandang disabilitas, Hadar menyebutkan, ada juga sejumlah daerah yang pemilihnya memiliki gangguan jiwa.
Mereka sempat dikeluarkan dari daftar pemilih tetap, namun KPU memutuskan memasukkan mereka kembali. "Ini memang sejarah karena (mereka) selama ini dipandang tidak bisa memilih. Ke depan kita berupaya mengubah itu semua, melibatkan semua untuk perjuangan yang lebih baik," tegasnya. (bay/c9/fat)