Digebuk Donald Trump, Huawei Nekat Bertarung di Pengadilan AS
Huawei adalah perusahaan pembuat telepon pintar terbesar kedua di dunia. Namun, mereka masih bergantung pada barang-barang dari AS dan beberapa negara lainnya. Misalnya, pembuatan cip dan sistem operasional (OS).
"Keputusan (AS) ini berpotensi membahayakan pelanggan kami di lebih dari 170 negara, termasuk lebih dari 3 juta konsumen pengguna produk dan layanan Huawei di seluruh dunia," ujar Song.
Ross O'Brien, kepala konsultan untuk perusahaan konsultan telekomunikasi Ovum, mengungkapkan bahwa langkah hukum yang diambil Huewei sudah benar.
Menurut O'Brien, motif pemerintah AS lebih pada kompetisi perdagangan dan geopolitik daripada ancaman keamanan yang sesungguhnya. Meski begitu, dia meyakini bahwa Huawei sulit menang di meja hijau. Sesuai jadwal, proses dengar pendapat dijadwalkan pada 19 September di Distrik Timur Texas. (sha/c10/dos)