Digital Banking jadi New Normal dalam Sistem Perbankan Hadapi Pandemi
jpnn.com, JAKARTA - Perekonomian nasional diklaim telah berhasil melewati masa-masa sulit dampak dari pandemi.
Hal ini ditopang dari berbagai kebijakan pemerintah, mulai dari pemberian beragam stimulus, baik dalam hal fiskal maupun juga moneter hingga program vaksinasi.
“Dengan berbagai upaya yang ada, kita kini tidak lagi hanya berkutat pada perbaikan kondisi perekonomian, namun telah berlanjut pada langkah pemulihan ekonomi nasional,” ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam diskusi 'Digitalisasi Sistem Pembayaran di Indonesia Sebagai Upaya Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional', yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (5/5).
Klaim telah membaiknya perekonomian nasional tersebut, menurut Perry, didasarkan pada catatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang saat ini telah berada di kisaran 4,1 hingga 5,1 persen.
Capaian tersebut ditopang oleh kinerja ekspor yang membanggakan, dan juga diperkuat oleh sejumlah stimulus, baik fiskal maupun moneter.
Tak hanya itu, stabilitas perekonomian makro disebut Perry juga tetap terjaga, dengan inflasi yang berada di level rendah.
“Inflasi kami terjaga di bawah dua persen, bahkan mencapai 1,4 persen untuk posisi saat ini. Di akhir tahun diproyeksikan juga masih akan terjaga di level tiga persen, dengan plus-minus satu persen. Lalu perbankan kita juga sangat kuat. Likuiditasnya melimpah, dengan tern suku bunga yang juga terus menurun. Ini semua membuat perekonomian kita saat ini jauh lebih baik disbanding masa-masa awal terjadinya pandemi,” tutur Perry.
Tak hanya ditopang oleh banyak faktor yang dijelaskannya tadi, Perry menambahkan, gelombang digitalisasi sistem pembayaran di masyarakat juga tampil sebagai game changer yang turut memperkuat Indonesia dalam menghadapi tekanan ekonomi akibat pandemi.