Diincar Pembunuh Bayaran Rusia, Wartawan Pura-Pura Mati
jpnn.com, KIEV - Beberapa jurnalis terkesiap ketika pria berbaju hitam itu memasuki ruangan konferensi pers di Kiev, Ukraina, Rabu (30/5). Beberapa saat kemudian, gemuruh tepuk tangan terdengar dari berbagai sudut.
Lelaki yang membuat heboh itu adalah Arkady Babchenko, jurnalis berkewarganegaraan Rusia. Betapa tidak, sehari sebelumnya dia dilaporkan tewas.
Tubuhnya ditemukan istrinya, Olga Kashaikina, dalam genangan darah di apartemen mereka. Babchenko ditembak setidaknya tiga kali dari belakang. Dia dilarikan ke rumah sakit. Tapi, di dalam ambulans, nyawanya tak tertolong.
Berdasar penyelidikan polisi, jurnalis yang tinggal di Ukraina sejak 2017 itu dibunuh. Para pejabat Ukraina langsung menuding Rusia di balik pembunuhan tersebut. Rusia mencak-mencak dan balik menuding Ukraina.
Para jurnalis juga menangisi kepergian rekannya yang terkenal kerap mengkritik Kremlin itu. Ratusan obituari ditulis untuk mengenangnya.
Ternyata, kematian itu drama semata. Sandiwaralah yang diungkap dalam konferensi pers tersebut. ’’Itu adalah konferensi pers terbaik dalam hidup saya,’’ ujar Olga Musafirova, salah seorang jurnalis yang hadir, seperti dilansir Reuters. Dia mengaku menangis bahagia saat tahu koleganya itu masih hidup.
Setelah konferensi pers, beberapa jurnalis Ukraina merayakan ’’kebangkitan’’ Babchenko dari kematian dengan minum sampanye bersama.
Kepada media, Babchenko menyatakan bahwa dirinya mendapatkan informasi ada seseorang yang berusaha membunuhnya sekitar dua bulan lalu. Sebab, Kremlin menginginkan nyawanya.