Dikerjakan Sendiri, Rasanya seperti Akan Melahirkan
jpnn.com - Nama rapper Iwa K. meroket setelah lagunya Nombok Dong sukses menjadi lagu kebangsaan pemain basket. Karirnya sempat redup karena tren musik yang berubah cepat. Kini ayah satu anak itu berusaha comeback dengan merilis minialbum yang lagi-lagi bernuansa basket.
Marisqa Ayu, Jakarta
Akhir-akhir ini kesibukan pemilik nama lengkap Iwa Kusuma itu semakin bertambah. Selain harus siaran di radio Delta FM setiap malam, dia tengah memproses minialbum solo yang bakal dirilis hari ini (11/1). Sampul album yang belum dicetak hingga H-3 rilis membuat penyanyi berkepala plontos itu cukup bingung.
Orang yang dipercaya menangani masalah cover album yang bertajuk sama dengan single andalan, Living in The Fastlane, tersebut menghilang tanpa kabar seminggu. Iwa pun harus putar haluan ke percetakan lain agar sampul albumnya selesai dalam waktu dua hari.
Saat Jawa Pos mengunjungi rumahnya di kawasan Pinang Ranti, Jakarta Timur, Rabu (8/1), Iwa terlihat agak kuyu. Dia mengaku sama sekali belum menyentuh kasur sejak sehari sebelumnya. "Sorry ya berantakan. Gue ini juga belum tidur," ungkapnya.
Selama hampir setengah jam, penyanyi yang sudah menelurkan lima album solo itu mondar-mandir di ruang tamu sambil memegang smartphone. Wajah pria 43 tahun tersebut terlihat berkerut pertanda sedang memikirkan sesuatu dengan serius. Jari-jarinya aktif menari di layar ponsel.
Mantan suami penyanyi dangdut Selfie Nafilah itu nyaris menangani sendiri produksi minialbum tersebut. Mulai perencanaan, rekaman, hingga finishing. Hanya beberapa orang yang membantu. Sampai-sampai, dia harus turun tangan sendiri ke beberapa percetakan untuk urusan cover. "Ini album pertama yang indie. Ngurusin semua sendiri. Capek luar biasa. Tapi, capek yang menyenangkan," tuturnya.
Setiap hari dia harus mendatangi beberapa tempat untuk meeting dan mengecek proses finishing album. Belum lagi, Iwa harus mengantar-jemput anak semata wayangnya, Mikala Saka Pandhiya Hamada atau yang akrab dipanggil Kaka, ke sekolah. Sejak orang tuanya bercerai, bocah 5 tahun itu memang ikut sang ayah. "Berat juga ternyata. Udah kayak bukaan sembilan ini," celetuk Iwa lalu tertawa menggambarkan perasaannya yang sudah seperti orang hendak melahirkan.
Iwa lalu duduk di karpet ruang tamu. Sesekali menyeruput segelas susu cokelat di hadapannya. Dia mulai bercerita, meski sesekali matanya melihat ke ponsel yang sudah diletakkan di meja.
Pria kelahiran 25 Oktober 1970 itu mengaku sedikit gugup menjelang peluncuran minialbum tersebut. Dia jadi ingat saat pertama meluncurkan album solo Kuingin Kembali pada 1993. "Ini perasaan yang wajar. Apalagi saya terakhir ngeluarin album solo itu udah dua belas tahun lalu (Vini Vidi Vunky)," ujarnya.
Salah seorang pemain film King of Rock City itu menyatakan menekuni dunia rap sejak SMP. Pada zaman itu, breakdance sedang hit di kalangan remaja. Rap dan hip hop menjadi pengiring tari dengan gerakan patah-patah tersebut. Karena terlalu banyak orang yang belajar dance, Iwa ingin menekuni bidang yang berbeda. Dia memilih belajar rap daripada breakdance.
Masuk SMA, saat kebanyakan remaja seusianya membuat band pop atau rock, Iwa justru membentuk band rap. Hingga saat ini, bernyanyi rap diiringi live music oleh band menjadi salah satu ciri khas pemilik hit Bebas tersebut.
Berhasil menambah warna baru di dunia musik tanah air membuat pria asal Bandung tersebut semakin bersemangat menularkan rap kepada anak-anak muda. Dia sama sekali tidak berharap musiknya menjadi nomor satu alias mengalahkan genre musik lainnya. Iwa hanya ingin menjadi pelengkap dunia musik agar pemikiran masyarakat tidak hanya terpaku pada satu aliran.
Sayangnya, entah mengapa, menurut dia, industri musik Indonesia tidak lagi menjadi sebuah hiburan yang menyajikan keanekaragaman. Banyak pihak yang mengarahkan musik di negeri ini menjadi seragam dalam beberapa waktu. Iwa sangat menyayangkan hal itu. Dia merasakan betul, banyak musisi potensial dengan warna lagu beragam yang kurang mendapat apresiasi. Sebab, yang ditayangkan di televisi itu-itu saja.
Iwa mengungkapkan, sebenarnya dirinya ingin merilis album rap sejak empat tahun lalu. Tapi, selalu ada halangan sehingga terus tertunda. Di sela itu, banyak tawaran dan permintaan untuk membuat proyek kombinasi. Salah satunya duet Yin Yang bersama Selfie yang merupakan kolaborasi rap dengan dangdut pada 2009.
Selama Iwa vakum, banyak yang menanyakan kapan album solonya keluar. Bukan hanya generasi remaja 90-an, tetapi juga anak masa kini yang tahu dan menyukai karyanya. Hal itu kemudian menjadi salah satu penyemangat bagi Iwa untuk mewujudkan keinginannya.
Kebetulan, niat dia didukung salah seorang sahabatnya, Yudhis Dwikorana, yang dalam album terbaru ini menjadi produser sekaligus sutradara klip video Living in The Fastlane. Iwa merasa mendapat keajaiban dan kebetulan-kebetulan selama pembuatan album yang berjalan mulai Agustus hingga Desember lalu itu. Dia bertemu banyak orang yang memberikan dukungan. Tidak hanya berupa semangat, tapi juga bantuan langsung seperti dana dan promosi.
Di tengah perjalanan penggarapan albumnya, dia dipanggil penyelenggara Speedy NBL (National Basketball League) Indonesia, PT DBL Indonesia. Mereka ingin mengangkat lagi ikon basket dengan musik rap seperti 1990-an. Tidak perlu pikir panjang, Iwa langsung menyetujui tawaran tersebut.
Apalagi Commissioner NBL Indonesia Azrul Ananda memberikan ruang bagi Iwa untuk tampil dan merilis album menjelang laga besar Satria Muda melawan Aspac Jakarta hari ini. Bagi pria yang pernah meraih Panasonic Award sebagai Pembawa Acara Olahraga Terbaik itu, NBL merupakan salah satu keajaiban yang ditemuinya.
"Nggak nyangka. Terima kasih buat yang punya kita (Tuhan), orang tua gue, Yudhis, dan yang chemistry nggak disangka-sangka adalah NBL. Gue seperti dikasih kesempatan untuk mendedikasikan lagu gue ke basket gitu loh. Buat gue, ya" ya" Mas Azrul so believe in me. Juga anak gue yang selalu menjadi inspirasi kapan pun," ujar Iwa hampir kehilangan kata-kata.
Dalam album barunya, dia menyuguhkan enam lagu. Salah satunya merupakan remake Nombok Dong. Lima lagu lainnya adalah lagu baru. Dia menjelaskan, lagu-lagu dalam album kali ini lebih menceritakan kehidupan sekarang. Iwa ingin menyampaikan, saat ini orang harus bisa menyuntikkan semangat positif untuk diri sendiri agar bisa bertahan hidup di dunia yang serbacepat ini.
"Itu yang gue bilang di lagu Living in The Fastlane. Sama seperti basket. Kecepatan gerak dan otak pemain juga dituntut untuk bisa memasukkan bola ke ring," tutur Iwa yang kemarin sudah bisa tersenyum karena urusan sampul album telah selesai.
"Saya dedikasikan lagu ini untuk basket Indonesia dan pejuang di lapangan basket," imbuhnya.
Pria yang masih sering diundang nge-rap off air itu mengaku sama sekali tidak khawatir dengan persaingan musik saat ini. Menurut dia, hanya ada dua macam musik, yakni enak dan enak banget. Tinggal bagaimana musisi menyuguhkan karyanya agar disukai orang. (c5/ayi)