Selasa, 07 Oktober 2014 – 21:02 WIB
SURABAYA - Lelah dan suntuk membenami wajah guru-guru. Sepulang dari pelatihan kurikulum 2013 (K-13), mereka bukannya semringah, melainkan menggerutu. Pelatihan K-13 di Kantor Dispendik Surabaya, Jalan Jagir, itu makin membingungkan. Ibarat memilah beberapa buah yang telanjur dicampur dalam segelas jus.
Sebagian guru menilai, pelatihan tersebut terlambat. Sebab, K-13 diterapkan untuk semua sekolah sejak tiga bulan lalu. Yaitu, pada tahun pelajaran 2014-2015. Faktanya, belum semua guru mendapat pelatihan K-13.
''Materi K-13 ini kayak jus. Terlalu banyak yang harus diajarkan. Bagaimana memilah wortel dan tomat kalau sudah dijus jadi satu,'' ungkap seorang guru SMA peserta pelatihan Rabu (1/10).
Selain soal materi pelajaran, mereka masih mengalami kesulitan dengan model penilaian faktual dan objektif. ''Kami disuruh ikut bedah penilaian K-13. Terlalu banyak kerjaan. Jadi, nggak fokus mengajar,'' kata guru lain.