Dimas Sudah Sering Dianiaya Seniornya
Karena komunikasi antara ibu dan anak ini terputus, Rukita mencoba kembali menelepon ke nomor handpone Dimas, tapi tak kunjung diangkat. Bahkan, saat dia mengirimkan pesan singkat lewat SMS, tidak juga dibalas.
"Coba saya hubungi balik ke handponenya tapi tak diangkat, SMS pun tidak dibalas. Ada perasaan rindu sama, Dimas malam itu. Tapi tak menyangka kejadian ini bakal terjadi," ungkapnya sedih.
Hingga menjelang tengah malam, Rukita tetap menunggu kabar dari putranya yang ingin menemuinya. Setelah ditunggu-tunggu, akhirnya telepon genggam istri dari pejabat Pelindo I Medan yang tengah menginap di Mall of Indonesia (MOI) bersama suaminya itu berdering.
"Yang menghubungi adalah polisi dan mengabarkan kejadiannya seperti ini. Malam itu, saya bingung dan bersama suami langsung menuju ke Mapolres Jakarta Utara," katanya.
Di kantor polisi, Rukita dan Budi terkejut mendengar penuturan petugas. Bahkan, kedua orangtua Dimas seperti tak percaya melihat jasad putranya yang sudah tak bernyawa di RSU Pelabuhan 2, Jakarta."Rasanya tak percaya, sepertinya saya tak bisa menerima begitu melihat jenazah Dimas," tambahnya.
Dia pun mengaku pernah mendengar kabar tentang penganiayaan yang dialami putranya dari Raidah ibu angkat tempat korban kos.
"Pernah dengar soal itu, tapi dari ibu angkatnya. Dan ibu angkatnya dapat kabar dari Lana, pacarnya Dimas," timpal Budi Handoko, ayah, Dimas.
Kabar penganiayaan itu juga sempat ditanyakan langsung kepada Dimas semasa hidup. Namun, pria lulusan SMA Negeri 3 Medan selalu berdalih dan mengatakan kalau itu sudah biasa karena memang merupakan bagian dari pendidikan.