jpnn.com - Dinas Intelejen Dalam Negeri Australia (ASIO) mulai sekarang tidak akan lagi menggunakan istilah ekstremis Islam ataupun ekstremis sayap kanan.
Selanjutnya, lembaga telik sandi itu menggantinya sebutan tersebut dengan istilah tindakan ekstrem yang dimotivasi oleh agama.
Five Eyes melibatkan lembaga intelijen dari lima negara, yaitu Australia, Amerika Serikat, Inggris, Selandia Baru, dan Kanada.
"Kami tidak menyelidiki warga karena pandangan keagamaan mereka, yang relevan ialah tindak kekerasan yang mereka lakukan, dan ketika istilah 'ekstremisme Islam' digunakan, hal tersebut tidak cukup menjelaskan," katanya.
Burgees menuturkan beberapa kelompok Islam dan pihak lainnya melihat istilah tersebut merusak serta tidak mewakili Islam. Istilah itu juga menimbulkan stigma dan menimbulkan perpecahan.
"Bahasa yang kami gunakan harus berubah sesuai dengan perubahan ancaman yang ada," ujarnya.
Burgess juga menggambarkan hal seperti 'ekstrem kanan atau kiri' tidak lagi relevan dalam situasi sekarang ini.