Diorama Menjadi Drama
Oleh: Dhimam Abror DjuraidSelasa, 28 September 2021 – 13:41 WIB
Ilustrasi - Monumen Pancasila Sakti. Ricardo/JPNN.com
Ia kemudian merancang serangan balik itu bersama Sarwo Edhie di markas Kostrad.
Itulah yang digambarkan dalam jejeran diorama yang tiba-tiba menghilang itu. Diorama itu bukan sekadar jejeran patung tanpa makna yang bisa dihilangkan begitu saja. Diorama itu adalah simbol sejarah besar dari sebuah peristiwa besar, yang seharusnya memberi pelajaran besar.
Menghilangkan diorama itu sama dengan menghilangkan sejarah, atau sebagian sejarah. Kata Hegel, kita tidak pernah belajar apa pun dari sejarah. Satu-satunya yang kita pelajari dari sejarah adalah, kita tidak pernah belajar dari sejarah. (*)