Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dirjen Dikti: ICE Institute Bukan Ancaman tetapi Peluang

Rabu, 28 Juli 2021 – 23:53 WIB
Dirjen Dikti: ICE Institute Bukan Ancaman tetapi Peluang - JPNN.COM
Dirjen Dikti Kemendikbudristek Nizam saat peluncuran ICE Institute. Foto tangkapan zoom

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Nizam menyatakan keberadaan lokapasar Indonesia Cyber Education (ICE Institute) yang diluncurkan Rabu, 28 Juli 2021, untuk memperluas akses pendidikan dan teknologi mulai dari Sabang sampai Merauke. ICE Institute juga menyediakan 14.550 beasiswa kepada mahasiswa di Tanah Air.

"Keberadaan ICE Institute sangat berguna baik di saat pandemi maupun setelahnya," kata Prof Nizam dalam Grand Launching Lokapasar Indonesia Cyber Education Institute (ICE Institute) secara daring, Rabu (28/7).

Ditambahkannya, keberadaan ICE Institute akan mengatasi berbagai kendala bagi seluruh anak didik mulai Sabang hingga Merauke, mulai pelosok hingga kota besar, untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas melalui teknologi terkini. Karenanya, kehadirannya harus dilihat sebagai peluang.

"Ini jangan dilihat sebagai ancaman tetapi peluang untuk saling berbagi antarkampus dan perguruan tinggi, untuk memberikan akses bagi perguruan tinggi di pelosok yang mungkin tidak mendapatkan sumber-sumber pembelajaran yang berkualitas tinggi," tuturnya. 

Selain itu institusi pendidikan lainnya juga akan mendapatkan akses kepada pengajar atau profesor yang mumpuni dari universitas yang tergabung dalam konsorsium ICE Institute, dan juga bahan ajar kelas dunia.

"Saya berharap hal ini akan memperluas akses belajar berkualitas bagi seluruh mahasiswa dan perguruan tinggi di Tanah Air melalui semangat gotong royong Kampus Merdeka," ujarnya.

Pada kesempatan sama, Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof Ojat Darojat dalam sambutannya menyebutkan ICE Institute saat ini menjadi lokapasar digital dengan 14 perguruan tinggi negeri dan swasta yang terlibat. Juga telah memiliki 165 mata kuliah daring terbuka untuk dimanfaatkan konsorsium maupun oleh 1.880 PTN dan PTS terakreditasi di Indonesia.

"Ini menjadi salah satu jawaban dan solusi strategis yang diambil oleh pemerintah dalam mengaplikasikan merdeka belajar bagi seluruh masyarakat. Pembelajaran daring dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat mulai dari perkotaan hingga pelosok Indonesia," katanya.

Indonesia cyber education Institute telah diluncurkan dengan melibatkan 14 kampus top di Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News