Dirut BPJS Kesehatan Paparkan Inovasi Adaptif Guna Wujudkan Capaian UHC di Indonesia
"Ini hanyalah salah satu contoh dari upaya nyata BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan yang inklusif,” tegas Ghufron.
Ghufron kembali mencontohkan saat ini Program JKN telah memiliki ekosistem JKN yang kuat dan saling terhubung melalui pemanfaatan teknologi informasi berbasis digitalisasi.
Inovasi layanan kesehatan berbasis digitalpun terus bertumbuh, misalnya aplikasi Mobile JKN yang terus menerus mengembangkan fitur layanan untuk meningkatkan aksesibilitas dan efisiensi pelayanan kesehatan.
Terbaru, terdapat inovasi i-Care JKN untuk mengadaptasi dan memudahkan kebutuhan informasi dokter tentang riwayat kesehatan pasien.
Menjawab tantangan keberlangsungan program, penyelenggara jaminan sosial juga harus adaptif dalam mengembangkan inovasi pembiayaan.
Terlebih, saat ini pembiayaan kesehatan akan makin banyak tergerus akibat penyakit kronis tidak menular yang berbiaya katastropik, adanya penuaan populasi yang memiliki risiko kesehatan, serta antisipasi terhadap penyakit-penyakit akibat perubahan alam dan lingkungan hidup.
”Penyelenggara jaminan sosial harus senantiasa berinovasi dalam hal memastikan pembiayaan layanan kesehanan dapat terus terpenuhi," paparnya.
Di Indonesia, kata Guhfron, BPJS Kesehatan memberikan kemudahan dan perluasan akses pembayaran iuran, mengembangkan program rehabilitasi iuran bagi peserta yang bermasalah dengan ability to pay serta terus melakukan edukasi untuk menjawab tantangan willingness to pay.
"Kami juga meningkatkan efektivitas pembiayaan melalui sistem kapitasi berbasis kinerja pada FKTP, pemberian uang muka pelayanan kesehatan, dan lain-lain," ujarnya.