Dirut PLN Kritik Greenpeace
Selasa, 27 September 2011 – 07:00 WIB
Jika memang PLTU ini dinilai merusak lingkungan karena menggunakan bahan bakar batubara, maka pemusnahan PLTU harus dimulai dari negara-negara maju dengan pendapatan perkapita di atas USD 20.000. “Lalu 5 tahun kemudian negara-negara yang pendapatan perkapita di atas USD 15.000. Lima tahun kemudian di atas USD 10.000. Lima tahun kemudian di atas USD 5.000. Terakhir yang di bawah USD 5.000,” jelasnya.
Seperti diketahui, Greenpeace dalam press release-nya menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk menghentikan perluasan dan pembangunan pembangkit listrik bertenaga batubara. Menurutnya, batubara adalah sumberdaya energi yang paling kotor, sumber emisi karbondioksida (CO2) yang paling banyak berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Desakan itu disampaikan bersamaan dengan peluncuran laporan "Batubara Mematikan: Biaya tinggi untuk batubara murah, bagaimana rakyat Indonesia membayar mahal untuk bahan bakar terkotor di dunia. (dms)