Disadap Australia, Sofyan Djalil Hanya Bisa Kecewa
jpnn.com - JAKARTA - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) era 2007-2009, Sofyan Djalil termasuk yang disadap oleh Directorate Signals Defense (DSD) Australia. Mengetahui pemberitaan di media massa seputar penyadapan itu, Sofyan pun mengaku sangat kecewa.
"Tentu sebagai pejabat negara dulunya, saya sangat kecewa. Kita kan negara sahabat mengapa mereka menyadap?" kata Sofyan saat dihubungi JPNN, Senin malam, (18/11).
Sofyan menambahkan, sebenarnya dalam hubungan diplomatik sadap-menyadap sudah biasa terjadi. Beruntung, kata dia, ada whistleblower asal Amerika Serikat, Edward Snowden yang membongkar penyadapan itu pada media massa.
Sementara itu terkait sikap atas penyadapan itu, Sofyan mengaku mendukung langkah pemerintah yang telah menarik Dubes RI di Australia. Menurutnya, langkah tegas harus terus dilakukan agar penyadapan seperti itu tidak terjadi lagi.
"Kalau tidak ada Edward Snowden kita tidak akan tahu, kita disadap. Ini yang harus diklarifikasi karena ini kan diberitahunya dari media massa," kata Sofyan.
Nama Sofyan memang masuk dalam daftar pejabat di Indonesia yang disadap DSD. Sofyan diketahui menggunakan handphone Nokia E90-1.(flo/jpnn)